Munaslub Golkar Dihantui 'Papa Minta Ketum'

Munaslub Golkar Dihantui 'Papa Minta Ketum'

Ahmad Toriq - detikNews
Senin, 09 Mei 2016 15:30 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Isu soal manuver menteri mendukung salah seorang caketum kencang berhembus menjelang Munaslub Golkar. Politikus Golkar Bambang Soesatyo mewanti-wanti agar tak lagi muncul kasus serupa "Papa Minta Saham".

"Saya hanya mengingatkan kepada para caketum Golkar, jangan lagi bawa-bawa atau mencatut nama Presiden. Cukup sudah Partai Golkar ini didera prahara pada kasus "Papa Minta Saham"," kata Bambang kepada wartawan, Senin (9/5/2016).

Kasus "Papa Minta Saham" melibatkan salah seorang caketum Golkar, Setya Novanto, yang diduga mencatut nama Presiden Jokowi untuk meminta saham PT Freeport Indonesia. Mayoritas anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR memutus Novanto bersalah dalam kasus itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang mengingatkan jangan sampai kasus itu terulang. Ketua Komisi III DPR ini tak ingin munaslub rusak gara-gara ada kasus serupa "Papa Minta Saham".

"Jangan ada lagi nanti timbul kasus "Papa Minta Ketum" karena ada caketum yang mencatut nama Presiden," ujar Bambang.

Kini memang muncul isu serupa "Papa Minta Saham" menjelang Munaslub Golkar. Menko Polhukam Luhut Pandjaitan disebut-sebut menggalang dukungan untuk Novanto.

Luhut membantah isu itu. Dia menegaskan dirinya tak ikut-ikutan mendukung caketum Golkar. Kalaupun dirinya mendukung Novanto, itu hak prerogatifnya sebagai kader Golkar, bukan sebagai Menko Polhukam.

"Jadi kita belum andai-andailah. Dan Pemerintah nggak ada dukung mendukung," ungkap Luhut di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakpus, Senin (9/5/2016).

"Kalau saya dukung dia (Novanto), kan sebagai anggota Golkar, kan hak prerogatif saya, (tapi itu) kalau," imbuhnya.

Anggota Tim Pemenangan Setya Novanto yaitu Roem Kono, juga sudah bicara soal isu ini. Dia mengatakan bisa saja Novanto didukung pihak Pemerintah. Namun dia tak tahu menahu soal isu manuver Luhut.

"Novanto adalah figur yang bisa diterima semua pihak. Dengan figur begitu ya bisa saja. Istana kan lembaga negara, ya bukan pihak Istana. Mungkin juga individu," ujar Roem saat dihubungi.

Isu soal manuver Luhut ini menyebar lewat SMS di kalangan internal Golkar hingga wartawan. Berikut isi SMS yang diterima detikcom dari salah satu pengurus DPP Golkar:

1. LBP tegaskan dukungan ke SN atas nama Presiden. Dan dia pertaruhkan jabatan untuk itu.
2. Dia Akan perintahkan kapolda dan kapolres se-Indonesia untuk dukung SN beserta dengan dandim dan Pangdam.
3. Meminta 6 Ketua DPD provinsi untuk mengumpulkan seluruh DPD Provinsi dan kab/kota.

Peserta pertemuan:
1. LBP
2. Robert Kardinal
3. Idrus marham
4. Ridwan Bae (Sultra)
5. Ahmad Hidayat Mus (Maluku Utara)
6. Ety sabarua (Maluku)
7. Ansar Ahmad (Kepri)
8. Ibrahim Medah (NTT)
9. Klemen Tinal (Papua) (tor/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads