"Para peserta Lemhanas ini di level strategis, national stategic leaders masa depan. Oleh karena itu outbond ini dikemas untuk level itu," ujar Narasumber dan Tutor untuk Outbond Peserta Lemhanas Kombes (Purn) Herman Rasjid, Sabtu (16/4/2016).
![]() |
Melatih Kepemimpinan dan Kerja Tim
Konsep outbound yang diterapkan kepada para peserta Lemhanas ini tidak seperti outbound pada umumnya yang lebih mengedepankan permainan. Tetapi di sini, para peserta pendidikan dihadapkan dengan tantangan yang nyata.
![]() |
![]() |
"Karena kesahajaan itu penting seorang pimpinan, bagaimana dia mengelola manajemen dengan bersahaja," imbuhnya.
![]() |
Selain melatih kemampuan kepemimpinan, para peserta outbound juga dilatih bagaimana memecahkan masalah bersama-dama dalam suatu kerja tim. Di sini, akan terlihat kelemahan dan kelebihan masing-masing peserta.
![]() |
Tantangan dalam Kepemimpinan
Ada beberapa media yang digunakan dalam kegiatan outbond ini, salah satunya di mana satu tim yang terdiri dari 14 orang harus membawa seekor kambing dari satu titik ke titik lain sejauh 4 Kilometer. Tujuannya adalah untuk menguji kreativitas, tanggung jawab para peserta dalam menghadapi tantangan di masa depan.
"Kambing itu adalah faktor kesulitan, beban yang kita berikan kepada mereka, kita ajak kekayaan konseptualnya, paling (kambing) ditarik-ditarik, dibentak-bentak tapi kalau konsepnya tanggung jawab, (kambing) harus selamat. Nah nanti timbul kreativitas untuk membawa bersama-bersama atau timbul risk taker, pengambil risiko dengan dipikul (kambingnya)," urainya.
Herman mengatakan, ada alasan tertentu mengapa kambing yang dipilih sebagai media dalam outbond ini. Sebelum kambing, beberapa hewan pernah dijadikan media, tetapi kambinglah yang paling cocok.
"Nah kenapa kambing? Dulu kita pernah coba pakai angsa, tetapi mematuk dia, gampang memang bawanya. Terus anjing, bagi persoalan bagi peserta Muslim, haram. Sapi, enak mereka barang-barangnya ditaruh di sapi. Nah kalau kambing ini pas kambing itu bau dan susah kalau diajak jalan," tambahnya.
![]() |
Menguji Soliditas
Selama masa outbound, para peserta Lemhanas menunjukkan kreativitas dan soliditasnya dalam team work. Tetapi, performa tersebut akan diuji sebenarnya ketika para peserta kembali ke institusinya masing-masing saat menjadi pemimpin kelak.
"Kalau kita lihat dari awal mereka kan bukan orang-orang yang tidak kenal team work. Cuma mereka itu kan tukang perintah, bossy, tapi kan tidak ditunjukkan selama outbound ini. Ini baru tingkat forming ketika dilanjutkan ketika sekolah nanti akan banyak yang mempengaruhi soliditas. Nanti kalau sudah kembali ke alam pekerjaannya banyak hal-hal yang membuat soliditas jadi longgar," paparnya.
Ketidaksolidan akan timbul ketika muncul disorientasi, kejenuhan dan egoisme pribadi. Itulah yang diingatkan oleh narasumber dan tutor selama pelatihan dalam otubond terhadap para peserta.
"Dunia ini diberikan oleh Allah itu bukan hanya bagi orang yang mampu, tapi bahi yang tidak mampu. Kalau dia mental climbers dia tidak akan membiarkan hal-hal yang merintanginya, dia tetap akan mendaki," lanjutnya.
Salah satu peserta, Kombes Pol Mohammad Iqbal merasakan besar manfaatnya dari outbond ini. Dengan outbond ini, para peserta dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam managerial dan bekerja sebagai team work yang solid.
![]() |
"Banyak sekali yang sapat kita petik untuk diimplementasikan di tempat bekerja masing-masing. Pak Herman dan tim sangat profesional dalam memberikan pelatihan ini," kata Iqbal yang juga Ketua Senat Program Pendidikan Lemhanas LIV Tahun 2016 itu.
(mei/fjp)