Dalam berkas Deklarasi Jakarta yang diterima, Senin (7/3/2016), sedikitnya ada 23 poin yang disepakati dalam Deklarasi Jakarta. Para peserta konferensi sepakat mendukung kemerdekaan Palestina.
Mayoritas negara-negara OKI mengutuk keras penjajahan Israel di tanah Palestina, termasuk Al-Quds Al-Sharif sejak tahun 1967. Untuk mendukung itu semua perlu adanya pembahasan lebih lanjut tentang penguatan penuh masyarakat Palestina agar mendapatkan kembali hak politik, diplomatis, dan hukum secara penuh.
Hikmahanto kemudian menyebut utusan khusus yang mewakili Organisasi Kerja sama Islam harus bisa bergerak timbal balik atau Shuttle Diplomacy. Ketika negara perwakilan OKI melalui perwakilan khususnya dapat memfasilitasi Palestina di negara-negara barat.
"Sebagai spesial envoy atau utusan khusus yang mewakili OKI dan memberitahukan ke negara-negara barat kalau Palestina sudah merdeka atau bagaimana Palestina sendiri dapat memfasilitasi dua kubu yang berada disana yaitu Hamas dan Fatah untuk bisa bersatu. Kalau tidak tentu meski telah merdeka Palestina masih harus berdampingan dengan Israel," tutur Hikmahanto.
Hikmahanto menekankan, fungsi dan prinsip utusan khusus OKI dapat memberitahukan kepada masyarakat internasional bahwa Palestina telah merdeka. Sehingga bila masih terjadi serangan dari Israel ke Palestina tentunya itu akan menjadi perhatian dunia.
"Prinsipnya meski Palestina merdeka, mereka masih harus bisa berdampingan dengan Israel. Kalau pun ada kekerasan di dalam negara Palestina karena adanya dua kubu yang berbeda itu akan menjadi permasalahan intern. Tapi kalau ada serangan dari Israel tentu itu akan menjadi perhatian masyarakat internasional," pungkas Hikmahanto. (dhn/dhn)