Dalam rapat terbatas terkait pemberantasan narkoba, Jokowi meminta agar Badan Narkotika Nasional (BNN) menjadi pemimpin dalam pertempuran melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Jokowi juga ingin ada satgas khusus terpadu untuk mengatasi masalah ini.
"Presiden sampaikan bahwa pertempuran ini harus besar dan tegas dan memberikan efek jera bagi pelaku yang menyebabkan dampak yang cukup luas bagi generasi kita. Pada saat ini dan mendatang. Tadi juga Kepala BNN sudah laporkan secara keseluruhan demikian juga Kapolri, dari tahun ke tahun peningkatan pengguna dan bandar, dan pelaku dalam jumlah besar yang memasukan narkoba ke Indonesia, rata-rata 13 persen," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai rapat terbatas terkait pemberantasan narkoba di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (24/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Presiden juga meminta sesuai usulan BNN untuk pasukan K9 atau anjing-anjing yang mengendus, mengetahui narkoba untuk dipersiapkan dalam jumlah yang cukup signifikan, sehingga bisa membantu untuk pemberantasan narkoba," kata Pramono.
Sementara itu, Budi Waseso mengatakan, saat ini BNN sedang melakukan penyeleksian anjing-anjing untuk pasukan K9. Pihaknya membutuhkan sekitar 50 anjing pelacak.
Menurut Komjen Buwas, seleksi anjing-anjing untuk pasukan k9 tidak mudah.
"Untuk anjing-anjing pasukan K9, ada 2 negara yang melatih dan menyiapkan jenis rasnya khusus untuk narkotikan, yakni dari Belanda dan Jerman. Untuk seleksi ini tidak mudah, karena kemarin BNN membutuhkan 50 ekor. Dari 112 yang ditawarkan, yang terseleksi hanya 9 ekor. Itu baru terseleksi, belum dilatih. Harapan kita 50 ekor. Karena harus dilatih, dan juga termasuk pawangnya. Untuk 1 ekor anjing diawaki 2 orang pawang. Itu standarnya," kata Buwas. (rjo/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini