Dalam surat elektronik ke redaksi@detik.com, Senin (15/2/2016), Adi mengaku saat sadar HP milinya dicopet dia naik kembali ke Metro Mini.
"Saya masuk kembali ke Metro Mini, saya berteriak ke sopir agar menghentikan kendaraan. Namun satu orang di deretan belakang berkata 'jalan aja jalan, lebay tuh orang', kemudian satu orang di dekat pintu dengan kemeja putih lusuh berkata, ketinggalan mungkin hapenya, masa ada copet? Namun entah mengapa seketika saya meraih kerah baju orang tersebut dan memukulnya tepat dirahangnya hingga berdarah. Seketika Ponsel saya jatuh dari kantongnya, saya ambil, saya masukkan kantong celana," jelas Adi.
Belum sempat lebih jauh, Adi 'mengamuk' hendak memukul lagi si pencoper, ada 2 orang yang diduga komplotan pencopet, berpose mahasiswa dan berpeci.
"Kemudian saya didorong keluar Metro Mini tepat di posisi almarhum Bagus Didorong beberapa hari lalu. Petugas DLLAJ yang menolong saya hanya menanyakan apakah saya tidak apa apa dan apakah ada barang yang hilang, namun karena kondisi saya hanya luka baret dan ponsel sudah di tangan, petugas tersebut hanya menyarankan saya lebih berhati-hati," urai dia.
"Saya pikir penumpang juga harus memiliki keberanian untuk melawan tindak kriminal umum ini, namun senantiasa mempertimbangkan situasi. Bila sekiranya situasi memungkinkan untuk melawan tanpa membahayakan diri Anda, lawanlah," tutup dia. (dra/dra)