"Sekarang nggak berani lari, harus jalan pelan-pelan. Terus juga terlalu curam naik turunnya," ujar seorang kusir andong Ibeng (46).
Hal ini disampaikan Ibeng kepada detikcom di kawasan Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (23/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tak hanya Ibeng, Ngadiyono (55) juga merasakan hal yang sama. Dia harus ekstra hati-hati mengendalikan kuda dan andongnya saat melintas di perempatan Nol kilometer.
Terutama di bagian selatan perempatan yang menyambungkan Jalan Malioboro dengan Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta ini.
"Sekarang sudah lebih paham. Harus pelan-pelan, kalau berhenti mendadak yang bisa kepleset," kata Ngadiyono.
Sedangkan pengemudi becak, Slamet Supriyadi (54) juga harus turun dan mendorong becaknya agar tak jatuh. Sebab, kemiringan permukaan jalan begitu curam.
![]() |
"Tapi ya turun bisa jatuh ke depan, dan kalau nggak turun kita nggak bisa nahan kanan kirinya," imbuhnya.
Ketiganya berharap agar permukaan jalan di lokasi tersebut bisa kembali diratakan. Hingga kini memang tidak ada becak yang jatuh tapi Slamet mengatakan beberapa kali dia dan teman-teman sesama pengemudi becak yang hampir terjatuh.
"Alhamdulillah sampai sekarang nggak ada. Tapi beberapa kali ya hampir jatuh," tuturnya. (sip/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini