Paviliun Indonesia Segera Dibongkar dengan Biaya 500 Ribu Euro

Laporan dari Milan Expo 2015

Paviliun Indonesia Segera Dibongkar dengan Biaya 500 Ribu Euro

Ine Yordenaya - detikNews
Sabtu, 31 Okt 2015 14:17 WIB
Foto: Ine Yordenaya
Milan - Milan World Expo 2015 berakhir hari ini, Sabtu (31/10/2015). Paviliun Indonesia segera berberes dan keluar dari area pameran. Biaya yang dibutuhkan sekitar 500 ribu euro, setara Rp 7,5 miliar.

Konstruksi Paviliun Indonesia yang berdiri di atas lahan 1.175 meter persegi itu terinspirasi dari bubu dan lumbung. Bubu, alat tangkap ikan, mencerminkan kearifan lokal nelayan yang mendapatkan hasil tangkapan tanpa merusak ekosistem. Sedangkan lumbung padi merupakan simbol ketahanan pangan masyarakat pedesaan di Indonesia.

Pameran lima tahunan yang berlangsung selama enam bulan ini sebenarnya memberi tenggat waktu sampai Mei 2016 untuk masing-masing negara membongkar paviliunnya. Namun Tomy Winata dari grup Artha Graha sebagai sponsor utama Paviliun Indonesia tak ingin lama-lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mau selesaikan segera. Kita bongkar dan packing bawa pulang semua. Biayanya mulai dari pembongkaran sampai barang dikirim ke Jakarta sekitar 500 ribu euro," ujar pengusaha kelahiran Pontianak itu.

Proses pembongkaran akan diawali dengan pengosongan area dalam paviliun. Barang-barang budaya seperti wayang, topeng, angklung, dan kain akan dikemas dan diangkut keluar. "Tanggal 1 November area sudah clear dari pengunjung. Tapi barang baru bisa keluar mulai tanggal 4," jelas Budiman Muhammad, Direktur Paviliun Indonesia.

Termasuk bagian yang dibawa pulang adalah panel rotan sintetik yang dianyam sebagai kulit bangunan. Hendak diapakan nanti di Jakarta? Tomy masih belum tahu. Ia akan memikirkannya ketika sudah berada di tanah air.

Ia menjelaskan, awalnya beberapa bagian akan dihibahkan ke pengusaha properti asal Jerman yang kebetulan datang ke Milan Expo dan tertarik dengan arsitektur bangunan Paviliun Indonesia. "Awalnya kita mau hibahkan aja. Karena perlu biaya untuk bongkar dan bawa balik Jakarta. Mungkin bangun yang sama di Jakarta lebih murah dibanding ongkos bongkar di sini," jabarnya.

Namun rencana hibah batal. Pengusaha Jerman yang awalnya ingin membuat restoran dari sebagian material di Paviliun Indonesia tertimpa musibah kebakaran sehingga tak bisa melanjutkan rencana bisnisnya. (inn/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads