Komnas HAM ke Lumajang Investigasi Pembunuhan Salim Kancil

Komnas HAM ke Lumajang Investigasi Pembunuhan Salim Kancil

M Aminudin - detikNews
Senin, 05 Okt 2015 16:22 WIB
Foto: M Aminudin
Lumajang - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia melakukan investigasi terkait kematian Salim Kancil yang diduga berlatar belakang persoalan tambang pasir besi ilegal di Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Senin (5/10/2015).

Sampai di Lumajang, tim dipimpin Nurcholis itu bertolak menuju Desa Selok Awar-Awar. Di sana mereka menggali keterangan dengan mendatangi rumah korban serta tempat kejadian perkara. Menurut Nurcholis, investigasi akan digelar selama sehari penuh. Sebelum datang, Komnas HAM sudah mengumpulkan beberapa data menyangkut pembunuhan sadis Salim Kancil.

"Ke sini kami (Lumajang) untuk menginvestigasi kasus pembunuhan Salim, sehari ini dengan bertemu saksi dan keluarga korban," kata Nurcholis di sela kedatangannya di Balai Desa Selok Awar-Awar, Senin siang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Foto: M Aminudin/detikcom)

Dalam menggali fakta dan keterangan, Komnas HAM berkunjung ke rumah Salim Kancil yang kemudian dilanjutkan ke balai desa setempat, tempat Salim dianiaya. Selama itu, Komnas HAM memperoleh informasi bentuk-bentuk intimidasi dan ancaman dilakukan Tim 12 bentukan Kades Hariyono.

"Setelah semua selesai, dan mengetahui hasilnya. Barulah kami membuat sebuah rekomendasi," ujar Nurcholis salah satu Komisioner Komnas HAM ini.

Salim Kancil tewas dibantai pada 26 September 2015 lalu karena menolak aktivitas tambang pasir besi di Pantai Watu Pecak. Sementara rekannya, Tosan, mengalami luka serius dan kini menjalani perawatan di Rumah Sakit dr Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Sebanyak 24 orang sudah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan itu. Salah satunya, Hariyono, Kades Selok Awar-Awar yang diduga kuat sebagai aktor intelektual. (fat/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads