Ronny Gani Animator The Avengers dan Tantangan dari Presiden Jokowi

Jakarta - Seiring dengan perkembangan teknologi, media baru semakin dilirik untuk berbagai keperluan. Selain untuk kebutuhan industri, siapa sangka animasi juga bisa jadi metode pendidikan alternatif?

Namun perlu diakui bahwa perkembangan animasi di Indonesia belum massif. Oleh karena itu animator kelas dunia asal Indonesia, Ronny Gani, menaruh harapan bagi generasi muda untuk membuahkan kreasi yang berkualitas. Ronny adalah animator dibalik sejumlah film laris Hollywood, di antaranya adalah The Avengers dan Transformers.

"Secara umum, parameter kualitas dari sebuah karya animasi adalah pertama harus entertaining, di mana audience akan merasa ter-engage dalam cerita yang terjadi dalam film tersebut," tutur Ronny saat berbagi inspirasi dengan detikcom, Jumat (19/6/2015).

Banyak orang berpikir bahwa animasi atau efek visual hanyalah bumbu dari sebuah cerita di film. Padahal animasi justru menguatkan film itu sendiri sehingga dengan mudah terekam dalam pikiran siapa pun yang menontonnya.

Dalam film, penonton bakal kecewa bila efek visual terlalu kentara sehingga tampak jelas kalau itu hanya dibuat-buat. Pengalaman yang dimiliki Ronny kemudian menyimpulkan bahwa ada kepuasan tersendiri bagi penonton apabila mereka 'lupa' bahwa yang dilihatnya adalah hasil rekayasa.

"Audience hanya mau fokus dalam menyaksikan bagaimana proses story telling terjadi di dalam film," imbuh dia.

Bicara soal film, saat peringatan Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret lalu Presiden Jokowi pun menyampaikan harapannya. Jokowi ingin agar film karya anak bangsa jadi tuan rumah di negeri sendiri.

"Jangan sampai industri perfilman Indonesia tidak menguasai pasar. Tapi dari luar, hollywood, bollywood, Korea, Jepang yang menguasai pasar," kata Jokowi di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (30/3).

Film disebut sebagai gudangnya industri kreatif karena di situ memuat berbagai aspek seperti seni rupa, musik, sastra, hingga pendidikan. Hal senada juga disampaikan oleh Mendikbud Anies Baswedan kala itu yang menyebut film dapat menjadi metode pendidikan yang efektif.

"Film itu adalah imajinasi. Film itu menstrukturasi kultur. Kita bisa lihat Perang Diponegoro selama itu lalu dipangkas hanya tinggal dua jam, perang Cut Nyak Dien juga. Tapi dua jam itu sangat melekat dalam pikiran penontonnya sehingga menjadi pendidikan," tutur Anies.

Agaknya figur seperti Ronny Gani mampu menjawab tantangan tersebut. Tentu Ronny juga harus menularkan bakatnya kepada pemuda Indonesia lainnya.

Siapa tak setuju kalau menggabungkan animasi dengan pendidikan bukanlah hal yang tak mungkin? Tetapi terlebih dahulu industri animasi di Indonesia harus dikembangkan.

"Tapi saya optimistis dengan industri animasi Indonesia, karena perkembangan yang terjadi sejak saat saya mulai belajar animasi, sangat besar bedanya dengan sekarang," tutur Ronny yang telah membuat animasi untuk film The Avengers, The Transformers, dan Pasific Rim menjawab tantangan dari Jokowi itu. (bpn/trq)