"Menurut saya mereka juga kurang ajar sudah tahu umat Islam siapapun yang menjelek-jelekkan Nabi Muhammad, marah. Sekelompok orang bunuh mereka (pembuat karikatur). Tapi itu juga salah karena ada proses hukum," ujar Ahok di SME Tower, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Minggu (18/1/2015).
Ahok juga sempat berbagi kisah tentang salah seorang temannya semasa duduk di bangku kuliah. Dia mengatakan betapa hal-hal kecil yang berkaitan dengan sebuah kepercayaan bisa memicu pertengkaran besar antar sesama teman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau buat saya, saya tidak mempersoalkan Yesusnya, tapi kamu pikir baik-baik. Kamu gantung salib di kamar tapi bawa cewek tidak senonoh. Lebih baik letakkan di dalam laci," sambungnya.
Suami Veronica Tan itu menekankan pentingnya toleransi antar umat beragama dikedepankan. Namun, jangan pernah memaksakan sebuah pemikiran antara satu dengan yang lainnya bisa sejalan.
Kembali ke majalah satire Charlie Hubdo, Ahok menyebut mungkin bagi mereka tidak menjadi persoalan membuat berbagai karikatur tokoh agama karena mengedepankan kebebasan berekpresi. Akan tetapi, mereka tidak dapat memaksakan kehendak agar semua orang bisa menerima cara pemikirannya.
"Bagi saya kita buat kartun seperti itu jangan maksa orang untuk memahami seperti apa yang ada di pikiran kita," pesan mantan Bupati Belitung Timur itu.
(aws/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini