Ada dua beda tuntutan di Yogyakarta. Mahasiswa Papua menuntut kemerdekaan. Sedangkan, warga berunjuk rasa menegaskan Papua bagian NKRI. Polisi menjaga ketat massa agar tidak menimbulkan kontak fisik.
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) mengambil start dari Asrama Mahasiswa Papua di Jl Kusumanegara, lalu longmarch menuju ke Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Jumat (15/8/2014).
Di tempat yang sama, belasan orang yang mengatasnamakan Masyarakat Jogja Cinta Damai membentangkan spanduk yang di antaranya bertuliskan "Papua+Jogja = NKRI", "Papua bagian dr NKRI, NKRI Harga Mati". Di sekitar Titik Nol juga terpasang spanduk "Jogja Rumah Bersama, Tapi Bukan Untuk ISIS dan Separatis", "Selamatkan Bangsa Tegakkan Hukum Sikat Sparatisme, NKRI Harga Mati", dan "Yogyakarta Anti Sparatisme."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aksi semacam ini harusnya dibubarkan, karena jelas-jelas aksi separatisme. Apalagi mereka membawa bendera Bintang Kejora. Yogya itu kota perjuangan, bukan untuk separatisme," kata Yasin, anggota Masyarakat Jogja Cinta Damai.
Menurut Yasin, di Yogya ada ribuan mahasiswa Papua. Yang melakukan aksi hanya sedikit di antaranya. "Tidak semua mahasiswa Papua di Yogya itu menuntut kemerdekaan, banyak juga yang cinta Indonesia,".
(try/try)











































