"Saat itu, Pak Jokowi belum siapa-siapa, masih seorang pengusaha biasa. Beliau mengeluh kalau bicara sering terbata-bata, selip lidah, tidak percaya diri, dan minder menghadapi publik," kata Hanin, panggilan akrabnya, ketika ditemui detikcom di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) di Solo, Selasa (17/6/2014).
Hanindawan bukan politisi, melainkan pekerja seni teater dan karyawan TBJT. Meski demikian, ia sering berinteraksi dengan beragam kalangan. Pria yang hobi mengenakan topi ini merupakan sosok pertama yang dimintai bantuan Jokowi soal gaya bicara di hadapan banyak orang.
"Dalam beberapa kali pertemuan saya sarankan kepada beliau (Jokowi) bahwa ciri khas terbata-bata itu tak perlu diubah. Intinya bagaimana menjadikan kelemahan menjadi kekuatan, kekurangan menjadi kelebihan," ujar Hanin.
Saran itu diberikan oleh Hanin saat Jokowi mencalonkan diri sebagai wali kota Surakarta tahun 2005 silam dan sukses. Bahkan Jokowi terpilih lagi menjadi wali kota untuk periode kedua. Ia sudah bisa menguasai diri dan tampil di hadapan umum dengan lebih percaya diri. Meski demikian, gayanya tetap dan kadang masih terbata-bata.
"Bahkan seringkali kalimatnya terpotong saat menyampaikan pidato tanpa teks. Tapi justru dengan gayanya yang sebentar-sebentar berhenti itu akan muncul energinya," tutup Hanin.
Karier Jokowi melesat. Dari pengusaha menjadi wali kota, lalu menjadi gubernur DKI, dan kini capres. Hanin hanya melihatnya dari jauh. Kini sudah ada orang lain yang memoles gaya pidato Jokowi yaitu tim suksesnya.
(try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini