"Kalau malam, lalat dan nyamuk masuk ke dalam rumah," terang Antun Mat Sani (70), tokoh masyarakat RT 01/08 saat ditemui di lokasi, Senin (10/9/2012).
Sampah rumah tangga dan aneka macam sampah lainnya memenuhi sungai yang biasa disebut warga Kali Kecil. Keberadaan kali itu sejatinya sebagai saluran air guna mencegah banjir. Tapi apa daya, malah jadi kali sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antun bercerita sungai sampah ini muncul karena kenakalan warga sekitar dan sejumlah pemotor yang melintas membuang sampah. Kalau dahulu, mungkin ada air hujan yang mengalir membawa sampah menuju Kali Ciliwung.
Pantauan detikcom di sungai sampah itu, banyak lalat beterbangan. Ada juga belatung bergerak-gerak di tengah sampah. Untungnya, belum ada warga terserang penyakit.
"Kalau menunggu hujan lama. Kita sudah kirim surat ke kelurahan enggak ada respons. Warga sudah inisiatif mengeduk sampah juga," timpal warga lainnya, Dedi Junaedi (61).
Sungai sampah itu ada di sepanjang 5 RW, mulai dari RW 1 sampai RW 6. "Awalnya hanya ratusan meter, sekarang jadi sampai 5 km," jelas Dedi yang rumahnya persis di titik terparah.
(ndr/vta)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini