Surat kabar bisnis terkemuka, Financial Times, melaporkan, pembayaran untuk ekspor minyak tersebut masuk tanpa hambatan ke Bank Central Libya. Hal itu memungkikan sepenuhnya bagi Khadafi untuk mengontrol.
Pada Minggu terakhir bulan Februari, saat kekerasan baru merebak di negara tersebut, Libya mengekspor sekitar 570.000 barel minyak mentah per hari. Selama seminggu terakhir, Libya masih mengapalkan 400 ribu barel minyak mentah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Libya merupakan produsen minyak terbesar keempat di Afrika. Produksinya mencapai 2,3 persen dari produksi minyak mentah dunia sebelum krisis meletus.
Libya yang menjadi anggota OPEC ini biasanya mengekspor sekitar 1,6 juta barel per hari. 85 Persen ekspor tersebut ditujukan ke Eropa.
Pada Sabtu, 26 Februari, sebanyak 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB secara bulat mengeluarkan sanksi kepada Khadafi dan keluarganya. PBB meminta setiap tindakan kekerasan terhadap demonstran anti-pemerintah dibawa ke pengadilan internasional di Den Hague, Belanda.
Khadafi juga mendapat larangan perjalanan dan semua aset pemimpin 68 tahun itu dibekukan, termasuk aset putra tertuanya maupun seluruh anggota keluarganya. Seluruh pimpinan dan pejabat pertahan dan intelijen dianggap bertanggung jawab dalam pertumpahan darah di Libya.
Khadafi meminta PBB menangguhkan sanksi-sanksi tersebut.
(irw/irw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini