"Dalam proses evakuasinya, kita mengerahkan juga alat berat untuk membantu dalam proses dan medan memang cukup sulit ini karena bangunannya terseret oleh lumpur likuifaksi, kemudian ditenggelamkan dalam area luas 180 hektare, di permukaan sudah tidak kelihatan," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, wilayah terdampak lainnya di Balaroa seluas 47,8 hektare dari keseluruhan 238 hektare. Jumlah bangunan yang rusak di Balaroa sebanyak 1.045 unit. Selain itu, dia menyebut wilayah Jono Oge di Kabupaten Sigi terkena dampak seluas 202 hektare.
"Balaroa fenomenanya bukan likuifaksi yang menenggelamkan rumah, tetapi terjadi karena ada patahan yang menyebabkan sebagian ambles 3 meter dan seperti yang terangkat setinggi 2 meter," ucapnya.
Sutopo mengatakan saat ini BNPB masih melakukan pendataan di 3 wilayah tersebut. Menurutnya, kemungkinan ratusan korban masih tertimbun di lokasi itu.
"Kami masih melakukan pendataan berapa kemungkinan korban yang berada di 3 titik ini. Menurut kedua lurah disampaikan ada beberapa ratus korban yang diduga tertimbun di lumpur dan amblesan," kata Sutopo. (ibh/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini