Hal tersebut diungkapkan oleh Untung Suparjo, kepala sekolah SMK Pelayaran Santa Luisiana. Menurut Untung baru kali ini pihaknya mengurus langsung buku pelaut ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dirinya juga mengaku belum tahu bila pengurusan buku pelaut bisa dilakukan secara online.
"Jadi kenapa kita lakukan secara kolektif, karena untuk membantu mereka (para alumi) juga. Kalau mereka mengurus ke Syahbandar Tanjung Priok, banyak terjadi penipuan dan masalah pemberkasan. Makanya kita bantu untuk pemberkasannya," ujar Untung saat ditemui di SMK Pelayaran Santa Lusiana, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, Rabu (12/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya menampik bila sekolah sudah sering melakukan praktek suap kepada oknum Kemenhub bernama Abdu Rosyid. Karena baru sekali mengurus ke Kemenhub dan baru pertama bertemu dengan Rosyid.
"Kita baru sekali mengurus ke Kemenhub. Biasanya (para alumnus) mengurus sendiri-sendiri ke Syahbandar Tanjung Priok," tutur Untung.
Menurut Untung, uang tambahan Rp 50 ribu yang dibebankan kepada 35 alumni yang ingin mengurus buku pelaut, akan dimasukkan ke unit produksi yang ada di sekolah. Unit produksi tersebut salah satunya adalah jasa pengurusan buku pelaut. Namun dirinya mengaku unit produksi tersebut masih dalam tahap ujicoba.
"Itu kan uangnya nanti untuk jadi modal unit produksi disini. Kalau SMK lain kan unit produksinya bisa membuat pagar, kita kan enggak mungkin mau buat kapal. Makanya kita bikin saja semacam biro jasa untuk pengurusan buku pelaut," ucap Untung.
"Tapi masih tahap uji coba unit produksinya. Yang kemarin itu baru percobaan pertama lah," tutupnya. (bis/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini