Dahulu mungkin banyak yang merayakan purnama dengan bermain di luar. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa berinteraksi di bawah purnama.
"Sejak kecil saya terbiasa bersama 8 kakak kandung saya, ibu dan ayah serta teman-teman sebaya, bermain di saat purnama," jelas Dedi, Senin (28/9/2015).
![]() |
Nantinya, setiap bulan di Purwakarta akan dirayakan malam purnama. Berikut wawancara dengan Dedi lewat surat elektronik soal merayakan purnama:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu berawal dari kebiasaan yang saya lakukan secara pribadi dan sangat terasa makna dari melihat purnama itu bagi peningkatan kualitas imajinasi serta energi yang dimiliki. Yang kedua, hari ini terjadi degradasi imajinatif dan kesehatan warga khususnya anak-anak dan remaja
yang diakibatkan oleh minimnya interaksi antara dirinya dengan alam, termasuk interaksi tentang purnama yang disebabkan sudah semakin tercukupinya infrastruktur listrik sampai ke pelosok pedesaan.
2. Apa ada pengalaman khusus bapak waktu kecil terkait malam bulan purnama?
Sejak kecil saya terbiasa bersama 8 kakak kandung saya, ibu dan ayah serta teman-teman sebaya, bermain di saat purnama. Saya sering mendalang, bermain galah, ucing-ucingan, dur sit, oray-orayan, bahkan menyanyi dalam bentuk pupuh. Orang tua biasanya menonton seluruh aktivitas itu.
3. Bagaimana bapak melihat remaja atau anak sekarang saat melihat malam bulan purnama?
Hari ini ada sebuah kegirangan yang luar biasa pada diri mereka. Mereka selama ini tidak berani melihat purnama karena lemahnya apresiasi dari sistem pendidikan kita yang tidak mengarahkan kepada anak untuk melakukan penghayatan pada alam yang sebenarnya. Kegembiraan itu bisa tergambar dari berbagai peristiwa yang terjadi tadi malam, mulai dari yang melihat menggunakan teropong, bermain, membaca puisi, berfoto dan berbagai aktivitas lainnya.
4. Sisi positif apa yang diambil dari perayaan malam purnama ini?
Satu, terjadinya efisiensi energi. Dua, terbangunnya semangat kolektif warga. Tiga, keriangan anak-anak menikmati pendidikan alam secara sempurna. Empat, meningkatnya tingkat imajinatif dari sisi intelektual akademis dan spiritual budaya.
5. Apa di semua desa di Purwakarta merayakan purnama?
Ya, semua desa merayakan purnama. Bulan depan, semua kampung harus melaksanakan lomba di saat purnama. Bukan hanya anak-anak, melainkan termasuk orangtua. Bulan depan akan ada festival galah bagi anak-anak dan orang dewasa termasuk antar kepala desa, antar camat, antar kapolsek, antar kepala puskesmas. Khusus bagi orang dewasa laki-laki, bergalah nanti dilakukan tanpa mengenakan pakaian, berlatih untuk tidak masuk angin ketika malam.
6. Bagaimana perayaan-perayaan yang dilakukan pada Minggu (27/9) malam?
Memang sangat sukses. Kegiatan-kegiatan yang dipelopori oleh Pemkab Purwakarta selalu mendapat sambutan dari masyarakat. Perayaannya terdiri dari berbagai hal yang diungkapkan tadi.
7. Yang mematikan lampu hanya rumah saja ya pak? Tempat umum seperti rumah sakit dll?
Ya, hanya rumah. Tempat-tempat umum dan tempat-tempat yang melahirkan produk, seperti industri kecil dan sentra bisnis tetap menyala, hanya lampu di luar ruangan saja yang dimatikan.
8. Berapa penghematan listrik yang dilakukan?
Ya, kurang lebih Rp 5 miliar dalam waktu 3 jam.
9. Apa setiap bulan akan dilakukan festival purnama di Purwakarta?
Ya, jelas. Sebagaimana tadi sudah disampaikan. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini