Rencananya, kedatangan warga untuk meminta penjelasan kepada pihak Lapindo tentang sisa pembayaran ganti rugi sebesar 80 persen. Karena warga menduga, dengan diresmikannya perumahan ini, sisa ganti rugi nantinya akan ditukar dengan rumah yang dibangun oleh PT Wanaha Arta Raya (WAR).
"Kami sebenarnya datang dengan damai. Kami ingin menanyakan kejelasan sisa pembayaran ganti rugi sebesar 80 persen. Tapi karena kami dihalangi dan tidak ingin banyak jatuh korban, kami memutuskan kembali ke Gedung DPRD," kata Fairul Huda, Sekretaris Gabungan Korban Lumpur Lapindo (GKLL) saat ditemui wartawan di sela-sela aksi, Sabtu (9/2/2008).
Menurut Huda, selain itu kedatangan warga korban lumpur ke lokasi perumahan karena kami tidak ingin adanya diskriminasi soal sisa pembayaran ganti rugi.
Huda menambahkan, dari beberapa korban lumpur yang sudah menyetujui sisa ganti rugi diganti dengan rumah, sisa pembayaran ganti rugi sudah didapatkan. Tapi bagi warga yang meminta 80 persen dibayar tunai hingga kini belum mendapat kejelasan pasti.
Untuk itu warga saat ini sudah sepakat kembali menuju ke Gedung DPRD Sidoarjo. Bahkan warga juga mengancam akan menduduki gedung dewan itu hingga pihak Lapindo memberikan kejelasan soal sisa ganti rugi bagi warga.
Akibat aksi ini, arus lalu lintas dari Kecamatan Sukodono menuju ke Sidoarjo terpantau macet. Karena hampir seluruh lajur jalan dipenuhi para pengunjukrasa.
Perumahan Kahuripan Nirwana Village di Desa Sambibulu Kecamatan Taman, Sidoarjo yang dibangun oleh PT Wanaha Arta Raya (WAR) rencananya akan digunakan sebagai relokasi yang ditawarkan ke korban lumpur. Bahkan iklan Kahuripan Nirwana Village sudah menghiasi beberapa media di Surabaya.
Foto: Iklan Kahuripan Nirwana Village sudah menghiasi media Surabaya
(bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini