Jalan ambrol di Ponorogo ditandai 4 batu nisan agar pengendara lebih berhati-hati. Dari mana batu nisan atau yang biasa disebut kijing itu?
Jalan ambrol ini berada di Desa Ringinputih, Kecamatan Sampung. Kades Ringinputih, Supriyadi menerangkan, lokasinya dekat dengan pemakaman desa. Karena pemakaman sudah penuh, akhirnya kijing kuburan yang ada di makam diambil semua.
"Kan sempat waktu COVID-19 kemarin banyak yang meninggal, akhirnya warga sepakat kijing diambil supaya makamnya muat," tutur Supriyadi kepada wartawan, Selasa (16/11/2021).
Supriyadi menambahkan, awalnya warga ingin memasang bambu sebagai penanda jalan ambrol. Namun karena ingin lebih mudah, akhirnya batu nisan bekas kuburan yang dipasang di sekitar jalan ambrol, sebagai penanda untuk pengendara.
"Jadi spontan saja warga menaruh kijing di sana, tidak ada tendensi apa-apa. Demo segala macam nggak ada," terang Supriyadi.
Menurut Supriyadi, jalan yang ambrol tersebut sebenarnya sudah diberi talud atau plengsengan. Namun karena jalanan rusak, banyak pengendara terutama truk yang membawa muatan lebih memilih jalan di pinggir.
"Akhirnya taludnya doyong, karena jalan pinggir yang sering dilewati," terang Supriyadi.
Kemudian pada Jumat (12/11), ada banjir besar di saluran irigasi yang mengakibatkan jalan tergerus dan ambrol. Lalu diperparah banjir kedua pada Minggu (14/11). Akhirnya jalan ambrol sekitar 2 meter dan panjangnya 8 meter.
"Talud itu pun dibangun pada tahun 1990an, jadi sudah lama," imbuh Supriyadi.
Supriyadi berharap segera ada perbaikan dari Dinas PU untuk jalan penghubung Kecamatan Badegan dan Sampung itu. Sebab, jalan ini merupakan jalan milik Pemkab Ponorogo.
Dinas PU dan BPBD Ponorogo bakal melakukan perbaikan sementara pada Rabu (17/11). "Dari desa disuruh menyiapkan 10 bambu, besok PU mau ke sini. Tadi sudah ada pasir," pungkas Supriyadi.