Pemkot Surabaya menyampaikan, 50 persen pasien di Surabaya berasal dari luar Kota Pahlawan. Termasuk pasien COVID-19.
Untuk mengantisipasi penularan COVID-19 di daerah asal maupun Surabaya, Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana akan mendeteksi keluarga pasien. Sebab, jika pasien dirawat di Surabaya, kebanyakan didampingi keluarga terdekat.
"Nanti kita tanya, kalau ada beberapa pasien COVID-19 dari luar kota kita deteksi keluarganya, mobilnya dari daerah mana, itu yang harus kita lihat nanti pergerakan mereka," kata Whisnu kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Kamis (28/1/2021).
Namun pelaksanaannya masih dikoordinasikan. Pemkot akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan wilayah sekitar yang keluar masuk Surabaya.
"Khususnya bagi mereka yang sedang merawat pasien COVID-19. Karena keluarganya harus kita awasi juga," ujarnya.
Untuk itu, Whisnu mengimbau kepada semua pasien yang dirawat di RS Surabaya tidak banyak orang yang menjaga. Khususnya warga luar daerah. Cukup dua orang yang menjaga pasien.
"Khususnya bukan warga Surabaya ndak usah banyak-banyak yang di sini, satu atau dua orang saja. Nunggu di sini stay nggak papa, tapi jangan gantian, ini nanti juga akan jadi risiko menyebar ke daerah asal," pungkasnya.
(sun/bdh)