Dengan usahanya menjual bubur ini, Nur Amin mempekerjakan 87 karyawan. Terdiri 65 penjaga outlet bubur yang berjaga dari pukul 06.00 sampai 08.00 WIB, 10 pegawai di Kampung Bubur dan 12 pegawai di bagian produksi.
Mereka yang menjaga outlet ini, karena hanya bekerja selama 2 jam, selebihnya didorong membuka bisnis sesuai minatnya masing-masing. Ada sekitar 100 anak muda memulai usahanya di bawah bimbingan Nur Amin.
"Semangat anak muda dalam wiraswasta itu tinggi. Mereka kebanyakan tumbang, karena tidak ada pendampingan. Makanya, di sini saya juga bersedekah ilmu kepada mereka, agar dalam berbisnis mereka tetap survive," tutur bapak dua anak ini.
![]() |
Dalam waktu dekat, bubur dengan branding produk Kampung Bubur ini akan membuka banyak outlet di wilayah Blitar Raya. Nur membutuhkan banyak tenaga kerja untuk itu. Dia terbuka lebar bagi siapa saja yang berminat bekerja, sekaligus belajar darinya untuk membuka usahanya sendiri.
Dia juga berencana melaunching Kampung Bubur sebagai lokasi wisata edubisnis. Di sinilah nantinya, dia bersedekah ilmu cara membuat bubur, sekaligus digitalisasi marketing mengikuti perkembangan zaman.
"Produk Kampung Bubur itu, 60 persennya berupa bubur bayi sehat. Yang diproduksi tiap hari dan habis hari itu juga. Dijamin sehat dibanding yang instan. Peluang usaha ini sangat terbuka lebar, karena kebutuhan primer bagi bayi," imbuhnya.
(fat/fat)