Dari data register rawat inap RSUD Trenggalek pada tahun 2017 jumlah penderita hepatitis yang dirawat di rumah sakit milik pemerintah tersebut sebanyak 203 pasien, dengan 5 orang meninggal dunia.
"Sedangkan tahun 2018 jumlahnya naik menjadi 263 orang, sedangkan yang meninggal dunia enam orang. Rinciannya tiga orang meninggal sebelum 48 jam perawatan, sedangkan tiga pasien meninggal setelah dirawat lebih dari 48 jam," kata Humas RSUD dr Soedomo Trenggalek, Sujiono saat dikonfirmasi, Senin (1/7/2019).
"Kalau dilihat dari data itu memang trennya naik, apalagi ini baru satu semester sudah 303 pasien. Akan tetapi kalau melihat dari prosentase dari jumlah pasien yang rawat inap di RSUD masih relatif normal," ujarnya.
Sujiono menjelaskan, ratusan pasien tersebut tidak hanya Hepatitis A. Namun terdiri dari berbagai jenis hepatitis, termasuk Hepatitis B, hepatitis kronis, hepatitis akut serta hepatitis akibat induksi obat.
"Seperti di tahun 2019 itu ada 303 penderita hepatitis, sedangkan yang khusus Hepatitis A ada 227 pasien," jelasnya.
Dia mengatakan data penderita hepatitis itu hanya sebagian, sebab pasien Hepatitis belum tentu dirawat di puskesmas, namun juga ada yang menjalani perawatan di puskesmas, klinik swasta maupun menjalani rawat jalan.
"Kalau yang dirawat di puskesmas kami tidak tahu, karena wewenang dari Dinas Kesehatan, kami justru melaporkan perkembangan pasien di sini ke Dinkes. Artinya bisa jadi jumlahnya lebih besar dari data yang kami miliki," jelasnya.
Sujiono menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan perawatan 3 pasien Hepatitis. Para pasien dirawat di ruang isolasi dengan penanganan khusus oleh tim medis. "Kemarin lusa itu lima, kemudian pulang tiga, kemarin tambah lagi satu," imbuhnya.
Simak Video "Penampakan Desa 'Miliarder' di Tuban yang Warganya Borong 176 Mobil"
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)