"Saya menyampaikan, satu, aspirasinya aja yang disampaikan, tidak usah orangnya. Jadi demokrasi yang sangat kualitatif. Itu adalah kontennya sampai, bukan fisik yang kemudian tidak ada konten," saran pria yang akrab disapa Pakdhe Karwo tersebut, saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (30/11/2018).
Saat ditanya apa alasannya, Pakdhe Karwo mengaku mengkhawatirkan keselamatan warganya. Namun ia menegaskan larangan ini bukan terkait dengan hal-hal politis, akan tetapi semata tak ingin terjadi hal-hal yang tak diinginkan terhadap warganya bila ambil bagian dalam reuni tersebut.
"Saya mengkhawatirkan satu di jalan. Saya bukan ahli politik, kalau saya tentang kecelakaannya, informasi kesulitan biaya," lanjut Pakdhe Karwo.
Pakdhe Karwo juga mengaku pihaknya telah bekerjasama dengan Forkopimda Jatim dan para kepala daerah untuk mencegah warganya mengikuti reuni tersebut. Salah satunya dengan melakukan pendekatan.
"Ada tapi dilakukan pendekatan, maksudnya apa membuat deklarasi di sini. Kepala daerah sudah melakukan pendekatan," pungkasnya.
Simak Juga 'Polri Kerahkan Ribuan Personel Amankan Reuni 212':
(lll/lll)











































