Derita 'Pelanggan' Banjir di Blitar dan Janji Bupati Rijanto

Derita 'Pelanggan' Banjir di Blitar dan Janji Bupati Rijanto

Erliana Riady - detikNews
Minggu, 12 Feb 2017 13:21 WIB
Foto: Erliana Riady
Blitar - Kasno (67) hanya bisa menatap kosong hamparan air yang menenggelamkan sawahnya. Bibit padi yang belum sepekan ditanam terpaksa dicabuti kembali agar tidak membusuk.

Derita warga Rw 6 Gondanglegi Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar mengaku sedikit beruntung karena masih bisa menyelamatkan bibit padinya.

"Belinya Rp 300 ribu (bibit) belum ditandur (ditanam) semua, masih satu petak saja. Untung masih sempat menyelamatkan, jadi nggak busuk semua," kata Kasno saat ditemui detikcom,, Minggu (12/2/2017).

Kasno hanyalah satu dari puluhan petani yang selalu menanggung rugi akibat banjir rutin yang melanda Kecamatan Sutojayan pada setiap tahunnya.

Kali ini, banjir turut merendam sekitar 150 hektar sawah, akibat jebolnya tanggul Sungai Unut di desa setempat. Tanggul Sungai Unut tidak mampu menampung air akibat hujan deras dan kiriman lumpur dari perbukitan di Kecamatan Panggungrejo.

"Begitu banjir datang, kami gotong royong menyelamatkan bibit sama pupuk. Tapi karena lebih cepat datangnya air, ada puluhan karung pupuk yang basah," imbuh Giyanto, tetangga Kusno yang juga petani.

Ditempat lain, warga desa yang sebagian besar juga perajin mebel ini harus ikhlas membiarkan kayu bahan mebelnya terendam air. Mereka sudah tidak sempat memindahkan kayu-kayu itu ke tempat yang lebih tinggi.



Sementara posko pengungsian korban banjir di kantor Kelurahan Sutojayan, mulai berangsur ditinggal pengungsi yang kembali ke rumahnya masing-masing karena banjir mulai surut.

Jika Sabtu (11/2) malam, petugas BPBD Kab Blitar mencatat ada 35 pengungsi, pagi ini hanya bertahan lima orang wanita yang membawa balitanya. Para penduduk berharap kepada pemerintah segera mencari solusi agar banjir tak lagi menjadi langganan di desanya.

"Masak dari saya kecil sampai saya punya anak harus terus jadi korban banjir. Tiap tahun itu ada saja perabot kami yang rusak habis terendam banjir," kata Ernawati (37), sambil menyuapi anak balitanya saat detikcom menemuinya.

Menurut informasi yang dihimpun detikcom, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Jawa Timur akan segera menormalisasi Sungai Unut yang menjadi penyebab banjir rutin di Kecamatan Sutojayan. Di Kecamatan ini ada tiga desa yang menjadi 'pelanggan' tetap banjir.

Bupati Blitar Rijanto yang dikonfirmasi mengaku akan melakukan normalisasi yang diprediksi memerlukan waktu sampai tiga tahun ke depan ini. Normalisasi Sungai Unut dan sekitarnya dimulai pada bulan Maret 2017.

"Saya sudah menghadap Menteri PU akhir tahun lalu dan Alhamdulillah upaya ini ada hasilnya. BBWS Brantas akan melakukan normalisasi," jelas Rijanto.

Normalisasi itu berupa pengerukan pasir dan lumpur yang membuat dangkal aliran sungai. Selain itu juga dibangun brongsong batu dari hulu sampai hilir Sungai Unut.

"Kami tunggu realisasi normalisasi itu, sementara untuk mengatasi korban banjir kami siapkan ada dana sekitar Rp 4 miliar yang diambilkan dari pos dana darurat," jelas Bupati Rijanto. (ugik/ugik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.