Banjir Rendam 3 Desa di Blitar, Warga Pilih Ungsikan Hewan Ternak

Blitar - Banjir merendam tiga desa di Kabupaten Blitar bagian selatan, Sabtu (11/2/2017). Tiga desa itu yakni Gondanglegi, Purwokerto dan Sutojayan di Kecamatan Sutojayan.

Banjir rutin ini terjadi akibat guyuran hujan deras sejak Jumat (10/2) siang hingga Sabtu (11/2) dini hari tadi. Ditambah jebolnya tanggul selebar 15 meter dengan kedalaman 2 meter.

Tanggul Sungai Unut selalu jebol akibat tidak muat menampung kiriman air bercampur lumpur dari perbukitan yang berada di wilayah Kecamatan Panggungrejo.

Foto: Erliana Riady

Pantauan detikcom, air merendam ratusan rumah dan dua sekolah. SDN 3 Gondanglegi dan SDN 2 Sutojayan.

Kepala SDN 2 Sutojayan, Maroyani menyatakan aktifitas sekolah tidak diliburkan. "Sekolah tidak libur, tentatif saja untuk menyelamatkan dokumen dan bersih-bersih ruangan kelas," katanya.

Foto: Erliana Riady

Di jalan utama yang menghubungkan Desa Gondanglegi menuju Kota Blitar, ketinggian air sampai 50 cm. Ketinggian air semakin parah terjadi di permukiman padat penduduk di Gondanglegi dengan ketinggian air sampai satu meter lebih.

Lurah Sutojayan Sugeng yang baru saja melihat kondisi tanggul yang jebol hanya bisa pasrah untuk sementara waktu. "Saat ini tidak berbuat apa-apa, aliran air sungai sangat deras, akses jalan tertutup jadi kami hanya bisa menunggu sampai air surut," ungkapnya



Jika air sungai sudah surut, tambah Sugeng, baru diadakan kerja bakti untuk membendung dengan sesek bambu. Meski direndam banjir tetapi masyarakat setempat memilih bertahan di rumahnya masing-masing.

Foto: Erliana Riady

"Orang sini sudah terbiasa sama banjir, kalau belum setinggi rumah mending di rumah saja menunggu rumah biar aman," kata Kasno (76), warga Rw 6 Desa Gondangleg.

Warga lebih memilih mengevakuasi ternaknya ke wilayah Kemantren yang datarannya lebih tinggi. Ternak sapi dan kambing dibawa menerjang banjir menuju lokasi evakuasi.

Foto: Erliana Riady

BPBD Kabupaten Blitar telah mendirikan posko pengungsian di Kantor Kelurahan Sutojayan. Sementara kebutuhan mendesak yang diperlukan warga adalah air bersih karena sumur mereka terendam banjir.

"Laporan warga butuh obat-obatan dan bahan makanan, kami masih koordinasi Dinas Sosial Kabupaten Blitar supaya segera dikirim ke posko pengungsian," jelas Kasi Kedaruratan BPBD Kab Blitar, Ganef Rachmawan.

Foto: Erliana Riady

Selain merendam ratusan rumah, banjir juga merusak sekitar 150 hektar areal persawahan. Sekitar 100 hektar sawah baru ditanami bibit padi yang berumur satu minggu tanam, dipastikan rusak. (ugik/ugik)