Informasi yang dihimpun, kapal besar dengan muatan truk kontainer dan peti kemas dengan berat total muatan 100 ton tersebut bersandar di pelabuhan sejak Selasa (29/11) malam. Kapal tersebut sebelumnya juga meminta izin berlayar ke Syahbandar Pasuruan.
Namun di saat masa menunggu izin, kapal bergeser perlahan dan berubah posisi dari membujur kemudian melintang. Praktis karena ukuran kapal lebih panjang dari jalur keluar-masuk di pelabuhan, seluruh area pintu masuk pelabuhan tertutup bodi kapal.
"Ratusan perahu dan kapal nelayan bisa keluar-masuk pelabuhan karena seluruh jalur tertutup. Nelayan mengalami kerugian ratusan juta karena tak bisa melaut," kata seorang nelayan setempat, Imron.
Kepala Syahbandar Pelabuhan Pasuruan F.A Agoes, mengatakan kapal LCT tersebut sebelumnya masuk ke pelabuhan tanpa berkoordinasi dengan pihak syahbandar.
"Karena itu nahkoda kapal tidak mengetahui medan jalur perairan di sini. Kalau berkoordinasi, kita bisa arahkan," kata Agoes.
Hingga pukul 18.30 WIB, kapal tersebut masih melintang dan menutup pintu masuk pelabuhan. Kapal tersebut bisa berpindah ke posisi normal jika air laut pasang.
(ugik/ugik)











































