Menteri Susi Berangkatkan Bantuan 24 Ton Ikan ke 11 Daerah di Jatim

Menteri Susi Berangkatkan Bantuan 24 Ton Ikan ke 11 Daerah di Jatim

Enggran Eko Budianto - detikNews
Jumat, 18 Nov 2016 13:06 WIB
Foto: Enggran Eko Budianto
Jombang - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendistribusikan bantuan 24,5 ton ikan segar beku ke 11 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Bantuan ikan itu menyasar daerah dengan tingkat konsumsi ikan paling rendah. Sementara itu, lima kontainer atau 122,5 ton ikan akan dikirim ke tiga provinsi lainnya.

Bantuan ikan diserahkan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti di terminal Kawasan Makam Gus Dur, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jumat (18/11/2016). Bantuan ikan salah satunya menyasar Ponpes Tebuireng Jombang. Menteri Susi menyerahkan secara simbolis kepada pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Sholahudin Wahid atau Gus Solah.

Pada kesempatan itu, Menteri Susi juga memberangkatkan mobil boks pengangkut bantuan ikan ke 11 daerah di Jatim. Meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kota dan Kabupaten Kediri, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Kabupaten Banyuwangi.

Menteri Susi Berangkatkan Bantuan 24 Ton Ikan ke 11 Daerah di JatimFoto: Menteri Susi makan ikan bareng di Jombang/ Eko detikcom
Susi mengatakan, saat ini tingkat konsumsi ikan masyarakat Jawa bagian tengah masih sangat rendah, yakni hanya 16 Kg/kapita/tahun. Selain kesadaran masyarakat untuk makan ikan rendah, kondisi tersebut juga dipengaruhi sulitnya akses masyarakat terhadap ikan.

"Kami ingin menggalakkan makan ikan, supaya stunting indeks kita turun dari 39,36 kita harapkan ke depan sudah tak ada lagi. Masa negara maritim besar begini anak-anaknya kuntet, malu kita," kata Susi kepada wartawan.

Dipilihnya 11 kabupaten/kota di Jatim yang menjadi sasaran bantuan ikan, lanjut Susi, bukan tanpa alasan. Menurut dia, daerah-daerah tersebut menjadi wilayah rawan gizi dengan tingkat konsumsi ikan rendah. Bantuan ikan pun menyasar panti asuhan, pondok pesantren, yayasan yatim piatu, dan lembaga sosial di masing-masing daerah.

Menteri Susi Berangkatkan Bantuan 24 Ton Ikan ke 11 Daerah di JatimFoto: Menteri Susi makan ikan bareng di Jombang/ Eko detikcom
"Di Jawa bagian tengah susah akses ke ikannya, jadi kita menjadi agen of change. Tingkat konsumsi ikannya paling rendah di tempat-tempat seperti ini (pondok pesantren)," ujarnya.

Pemberian bantuan ikan ini, kata Susi, merupakan bagian dari gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) yang dimulai April 2014. Menurut dia, berdasarkan hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), tren konsumsi ikan masyarakat Indonesia sejak pencanangan Gemarikan meningkat. Jika pada tahun 2014 hanya 24,67 Kg/kapita/tahun, menjadi 41,11 Kg/kapita/tahun atau naik rata-rata 5,6%.

"Kami targetkan tahun 2016 naik menjadi 43,88 Kg/kapita/tahun," tandasnya.

Menteri Susi Berangkatkan Bantuan 24 Ton Ikan ke 11 Daerah di JatimFoto: Menteri Susi makan ikan bareng di Jombang/ Eko detikcom
Jawa Timur hanya menjadi salah satu sasaran bantuan ikan dari KKP. Bantuan ikan jenis mackarel itu juga menyasar tiga provinsi lainnya. Antara lain satu kontainer atau 24,5 ton ikan akan dikirim ke Provinsi Banten, dua kontainer ke Jawa Barat, dan satu kontainer ke Jawa Tengah.

Ratusan ton ikan segar beku itu diperoleh Bea Cukai Tanjung Priok dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP yang melakukan pencegahan importasi hasil perikanan sebanyak 11 kontainer. Terdiri dari 10 kontainer atau 254.800 Kg ikan frozen pasific mackarel dan satu kontainer atau 24.267 Kg ikan frozen squid. Ikan tersebut dipastikan layak konsumsi setelah melalui uji laboratorium BKIPM.

Sementara Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, Gus Solah menyambut baik upaya KKP meningkatkan konsumsi ikan masyarakat. Adik kandung Presiden ke empat RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini berharap pemerintah juga membantu pesantren dalam budidaya ikan.

"Kami berterimakasih hari ini mendapatkan bantuan, tapi yang paling penting dibantu bibit (ikan) dan cara produksi yang baik," tandasnya. (bdh/bdh)
Berita Terkait