Zirli Gita Ayu Savitri (16), pelajar asal Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, adalah pendaki yang menghubungi keluarga itu.
"Dia (Zirli,red) mengatakan tengah berada di kawasan air terjun dan meminta keluarga untuk menjemputnya. Sekarang posisi keluarga masih dalam perjalanan menuju Malang. Sekarang posisi di Salatiga," kata Wahyudi, petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) kepada detikcom, Minggu (22/5/2016) sore.
Kepala Bidang Teknis Konservasi BB TNBTS ini tengah menelusuri kebenaran dari informasi tersebut. Apakah benar Zirli memang menghubungi saudaranya untuk datang menjemput. "Kita masih kroscek, ini informasi yang diterima di lapangan," tegasnya.
Zirli dilaporkan hilang bersama rekannya Supriyadi (26), warga Lempuyang Lor Blok 4, Kabupaten Cirebon. Dia mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa ini bersama empat rekannya, 17 Mei 2016 lalu. Open SAR gabungan telah dilakukan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) untuk menemukan jejak kedua pendaki yang dikabarkan hilang saat menuju puncak Mahameru.
Puluhan personel SAR yang diterjunkan menyisir jalur pendakian dari Ranupane hingga puncak Mahameru. Blank 75, salah satu titik menjadi fokus paling utama pencarian. "Titik pencarian di Blank 75, Watu Besar dan Sumbermani. Tim pencarian juga menyisir jalur pendakian hingga puncak Mahameru," tegas Kepala BB TNBTS John Kennedie terpisah.
Kedua pendaki yang dikabarkan hilang tersebut adalah Supriyadi (26), beralamat di kawasan Lempuyang Lor Blok 4, Gubug, Cirebon dan Zirli Gita Ayu Savitri (16), pelajar asal Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Mereka mendaki bersama 6 rekannya pada 17 Mei 2016 lalu dari Ranupane. (fat/fat)











































