Pasalnya, sejumlah siswa jurusan IPA dan IPS ini sudah mampu merakit komponen untuk menyalakan lampu melalui pesan singkat atau SMS yang mampu menciptakan saklar kontrol listrik jarak jauh untuk menghemat daya listrik.
Inovasi ini dibuat menggunakan komponen bekas, dari alat-alat elektronik tak terpakai. Alat utamanya adalah print circuit board atau (PCB) yang berfungsi sebagai wadah komponen eletronika.
Selain itu terdapat micro sebagai otak pengendali, relay sebagai saklar otomatis, modem untuk mengirim SMS, serta serial yang menjadi penghubung antara micro dan modem.
Komponen lain yang juga dibutuhkan diantaranya transistor, kapasitor kristal, serta tombol swicth on off.
Dari seluruh komponen ini, hanya modem berikut nomor operator selular yang dibeli, selebihnya merupakan komponen alat elektronik bekas, dengan biaya tak lebih dari Rp 500 ribu.
seluruh komponen kemudian dirakit, sinyal ponsel ditransformasi menjadi energi listrik, melalui modem, serial dan micro sebagai otak kontrol.
"Dengan mengirim SMS on9 ke nomor operator modem, lampu listrik sudah bisa dihidupkan. Sebaliknya SMS ke off9 berfungsi mematikan daya listrik. Adapun tarif sms, menyesuaikan ketentuan operator seluler," kata Muhammad Nur Ilham Mubarok, salah satu anggota tim saat ditemui, Rabu (2/12/2015).
Ide menciptakan alat kontrol listrik jarak jauh ini, kata Nur Ilham, berawal dari maraknya penggunaan lampu di ruang sekolah yang setiap hari jarang dimatikan meski sedang tidak berlangsung proses belajar mengajar.
Menurut guru pembina, Afandi, bahwa kreasi anak didiknya juga dapat mengendalikan saklar perangkat elektronik lainĀ seperti kipas angin, televisi, bahkan kran air.
Dengan kekuatan maksimal 8 Ampere, aliran listrik bersistem paralel maupun seri. Kini warga maupun pelaku usaha, dapat mengendalikan pemakaian listrik dari jauh.
"Tak hanya mudah dan praktis, pengendali saklar jarak jauh iniĀ juga bisa menjadi solusi cara berhemat listrik," katanya. (ugik/ugik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini