Pembangunan banyak terlihat. Namun, diantara gedung-gedung baru itu ada pula yang mangkrak hingga belasan tahun alias tak tuntas pembangunannya atau bahkan tak diurus pemiliknya.
Akibatnya mangkraknya proyek gedung-gedung itu tentu sedikit mengurangi keindahan Kota Pahlawan yang saat ini telah dikepung taman-taman cantik.
Namun pemerintah tak bisa berbuat banyak menyikapi bangunan mangkrak tersebut. Ketua Komisi C DPRD Surabaya Sachiroel Alim mengatakan bangunan tersebut milik swasta dan dikerjakan swasta.
"Rata-rata bangunan mangkrak itu kan karena pengembangnya bangkrut. Kita tidak bisa menindak wong itu kan swasta," katanya kepada detikcom.
Dari pelusuruan detikcom, Jumat (20/9/2013), ada beberapa gedung yang bak monumen gedung tak bertuan.
Gedung Pencakar Langit di Embong Malang
foto:Zainal Effendi
|
Tak jelas milik siapa proyek sia-sia itu. Yang pasti, proyek yang kabarnya akan menjadi kantor perbankan itu menjadi pemandangan yang 'kurang sedap' dipandang saat melintas di jantung Kota Pahlawan.
Tidak ada upaya Pemkot Surabaya untuk menindak proyek-proyek di Surabaya yang tak tuntas dengan beragam permasalahan internalnya.
Bekas Bioskop Indra di Bundaran Pemuda
sumber: forum.detik.com
|
Lokasi yang dipusat kota tentu sangat disayangkan bila
bangunan yang kini mangkrak tidak dipercantik atau dimanfaatkan.
Dahulu di lantai dasar, ada bagian ruangan yang dimanfaatkan untuk rumah makan yang terkenal dengan Ayam Goreng Pemuda. Namun, rumah makan menu
legendaris itu telah boyongan ke tempat lain.
Bangunan yang kumuh itu tepatnya berada di seberang Balai Pemuda Surabaya atau di pojok Bundaran Pemuda. Entah, alasan pemiliknya membiarkan bangunan yang berada di lahan mahal itu menganggur.
Calon Mal di Ngagel Mangkrak
foto: Zainal Effendi
|
Salah satunya, bagunanan yang sedianya difungsikan sebagai Trade Mall Center (TCM) ini tidak lagi diteruskan pembangunannya meski secara fisik bangunan sudah selesai.
Pengembang TCM yang dikabarkan dari Singapura ini tidak jelas mengapa tidak menuntaskan pembangunan. Berhentinya pembangunan terjadi sekitar tahun 2000an itu terhenti hingga sekarang.
Bahkan tunpukan kayu bekas pembangunan sempat terbakar namun tidak sempat merembet ke seluruh bangunan.
Suheri (49), pedagang warung makan yang ada di sekitar lokasi bangunan mangkrak itu mengatakan bahwa gedung raksasa itu rencananya akan digunakan sebagai mal.
"Kalau mangkrak sekitar 15-20 tahun lebih karena pengembangnya bangkrut. Juga berimbas terhadap jualannya karena tidak ada lagi pekerja proyek yang biasa makan di sini," ujarnya.
Belasan Tahun Bangunan di Ngagel ini Menganggur
foto: Zainal Effendi
|
Rencananya, dua bangunan tower apartemn yang mangkrak itu akan dijadikan sekolah dan hotel. Selain itu, disisa lahan akan dibangun tiga tower apartemen dan sebuah mal.
Bangunan mangkrak di Surabaya terus berkurang. Sebagian sudah kembali dikerjakan lagi usai di take over pengembang lain. Namun pengerjaan kembali bangunan mangkrak ini tetap menggunakan bangunan yang lama.
Marketing Manager Marvell City Fitri Hardigaluh itu sudah dikontrak dan akan dijadikan sebagai hotel dan sebuah sekolah.
"Untuk yang hotel itu sisi timur dan dibeli oleh Ascort International asal Singapura dan sisi barat sudah dibeli oleh sebuah yayasan pendidikan ternama untuk digunakan sekolah," katanya.
Fitri menegaskan, dua tower yang sudah mangkrak puluhan tahun itu dipastikan aman karena pihaknya sudah melakukan pengujian yang dilakukan oleh ahli bangunan dan dinyatakan aman.
"Tidak akan dibongkar dan kita teruskan pembangunannya. Serta dalam luas area 2,6 hektar ini akan kita bangun super blok yang didalamnya akan ada 5 tower untuk apartemen, hotel sekolahan serta nantinya juga ada mall dibawah apartemen," ujarnya.