Arisan Seks Pelajar, Wali Murid Minta Polisi Ikut Turun Tangan

Situbondo - Merebaknya kabar arisan seks sekelompok pelajar demi membooking PSK, membuat kalangan wali murid di Situbondo resah. Meski mengaku baru mendengar kabar tersebut, sejumlah wali murid sudah meminta agar Dinas Pendidikan dan aparat kepolisian secepatnya turun tangan.

Sebab dikhawatirkan ulah sekelompok pelajar yang mengadakan arisan seks itu akan merembet ke para siswa yang lain.

"Sebagai wali murid saya tentu sangat resah dengan kabar itu. Dinas Pendidikan dan kepolisian harus segera bertindak. Kalau tahu begini, saya akan lebih ketat mengawasi anak saya, baik saat sekolah maupun di rumah," kata M Jakfar, seorang wali murid asal Kecamatan Panji, Situbondo, Kamis (6/12/2012).

Hal senada juga disampaikan wali murid lainnya, Nur Aidzin. Pria asal Kecamatan Kota Situbondo itu menuturkan, informasi adanya arisan seks pelajar itu sangat mengejutkan. Belum diketahuinya asal sekolah kelompok siswa yang mengadakan arisan itu membuat dirinya sebagai wali murid benar-benar menjadi cemas. Karena itu, dia mendukung polisi ikut turun tangan mengusut adanya informasi yang meresahkan tersebut.

"Saya setuju kalau polisi harus tangan, karena polisi lebih memiliki teknik untuk mengungkap informasi itu. Kenakalan siswa yang begitu jelas tidak bisa dibiarkan, harus ada pembinaan khusus. Ke depan sekolah juga harus lebih memperhatikan akhlak siswanya, agar yang begini tidak terus terjadi di Situbondo," tandas Nur Aidzin.

Anehnya, beberapa siswa yang sempat dihubungi detiksurabaya.com rata-rata mengaku tidak tahu menahu dengan kabar adanya arisan seks di kalangan pelajar tersebut. Malahan, mereka justru mengaku baru mendengar kabar tersebut setelah ramai diberitakan media massa.

"Kami baru tahu sekarang, mas. Kalau benar, jelas itu sangat memprihatinkan dan meresahkan karena bisa mencoreng citra pendidikan di Situbondo. Oknum siswa yang terbukti harus diberi tindakan tegas, agar menjadi perhatian bagi siswa lain," tandas siswa sebuah SMA Situbondo yang mengaku bernama Dwi Apriyanto itu.

(fat/fat)