Pantauan detikcom, lokasi semburan air telah berubah menjadi tempat wisata dadakan, hal itu karena banyak pedagang yang menggelar lapak di sekitaran lokasi. Tak hanya itu, saat ini telah tersedia kantong parkir di lokasi tersebut.
Melihat lebih dekat, ternyata banyak warga yang berdatangan ke lokasi semburan air. Bahkan, banyak dari mereka yang membawa botol air mineral untuk diisi air yang berasal dari semburan tersebut.
"Dan kemungkinan ini air tanah, artinya air tanah... kalau kita bilang (secara geologi) air tanah yang tertekan di bawah ketika ada proses pengeboran sehingga terjadi flowing (penyemburan). Secara teori, flowing ini karena tekanan yang sebelumnya tertutup lapisan, nah ketika dibor kan menimbulkan tekanan air yang muncul ke atas," imbuh Idham.
![]() |
Lanjut Idham, dari pengamatan awal yang ia lakukan ternyata air yang menyembur sangat jernih, selain itu, debit air yang keluar terbilang stabil. Karena itu ia menilai bahwa air ini dapat dimanfaatkan warga setempat dalam kurun waktu yang tidak sebentar.
"Tapi kalau dilakukan pengambilan (pengeboran) terus-terusan dan di posisi sama akan menurun debitnya. Nah, kalau tidak diambil dengan debit banyak dan dibiarkan seperti ini kemungkinan debit air akan stabil dalam waktu lama," ucapnya.
"Ini (semburan air) sebenarnya harus segera ada upaya dari provinsi atau kabupaten, sehingga air bisa dimanfaatkan lebih baik dan tidak liar seperti ini. Nanti kita bisa bantu dengan provinsi dan kabupaten untuk kajian lebih lanjutnya," ucapnya. (skm/skm)