Fatkhur, Bocah Penderita Kanker Otot di Purworejo Meninggal Dunia

Fatkhur, Bocah Penderita Kanker Otot di Purworejo Meninggal Dunia

Rinto Heksantoro - detikNews
Senin, 06 Agu 2018 10:49 WIB
Fatkhur, Bocah Penderita Kanker Otot di Purworejo Meninggal Dunia
Jenazah Fatkhur Kurniawan. Foto: Dok Keluarga
Purworejo - Fatkhur Kurniawan (10) warga Purworejo, Jawa Tengah menderita kanker otot parah pada bagian punggung sebelah kiri hingga besar benjolan melebihi bola. Berbagai upaya medis dan pengobatan alternatif telah dilakukan namun Fatkhur menghembuskan napas terakhirnya pagi tadi.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Slamet Widodo (39) dan Sumarni (37), warga RT 02/ RW 01, Desa Dukuhdungus, Kecamatan Grabag itu sudah sejak setahun lalu menderita kanker otot. Ia pun hanya bisa berdiam diri di atas kasur yang digelar di atas lantai ruang tengah dan tidak bisa beraktivitas seperti anak-anak lain pada umumnya.

Berbagai usaha sudah dilakukan oleh pihak keluarga demi menyembuhkan anak kesayangannya itu. Penyembuhan secara medis, alternatif telah dilakukan namun tiada hasil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu sudah dilakukan kemoterapi sebanyak 37 kali, tetapi benjolan semakin membesar bahkan berat benjolan lebih dari 5 kg, terus muncul benjolan baru di daerah leher yang menyebabkan anak saya sesak nafas. Terus ini saya bawa ke pengobatan alternatif di Situbondo, Jawa Timur tapi malah meninggal tadi pagi," kata Slamet ketika dihubungi detikcom, Senin (6/8/2018).

Fatkhur sendiri sudah menjalani terapi di tempat tersebut sebanyak 4 kali. Namun usaha yang dilakukan keluarga lagi-lagi belum berhasil dan akhirnya penderita meninggal dunia di tempat terapi setelah mendapatkan penanganan terakhir. Petugas kepolisian setempatpun datang ke lokasi untuk meminta keterangan sekaligus mendoakan jenazah Fatkhur.


Sebelum meninggal, Fatkhur sempat mengutarakan keinginannya untuk sembuh dan bersekolah kembali. Hingga kini jenazahnya masih berada di Situbondo dan akan dipulangkan ke kampung halamannya di Purworejo siang nanti.

"Ya dia sempat ngomong pingin segera sembuh, pingin bisa sekolah dan ngaji seperti dulu lagi, tapi ya ternyata seperti ini. Sekarang masih di Situbondo di tempat terapinya, ada petugas polisi yang ke sini juga. Pulang ke Purworejo paling nanti jam 12.00 an dari sini, sampai Purworejo ya malam," imbuhnya.

Penghasilan Slamet sebagai buruh serabutan yang tidak menentu membuatnya pasrah dengan keadaan. Kini ia hanya bisa berdoa agar buah hatinya tenang di sisi-Nya.

"Pasrah aja lah mas, ini sudah kehendak-Nya. Semoga anak saya husnul khotimah, minta doanya saja," pungkas Slamet. (sip/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads