"Ke depannya kita akan dorong perguruan-perguruan tinggi di Indonesia kita lakukan merger. Kalau bisa yang kecil-kecil merger, daripada konflik terus lebih baik merger," kata Nasir di Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran, Rabu (28/3/2018).
Salah satu universitas di Jawa Tengah yang melakukan merger yakni Universitas Ngudi Waluyo. Sebelum merger, dulunya merupakan Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Rektor Undip itu juga mendorong agar kualitas perguruan tinggi ditingkatkan. Keberadaan universitas merger yang ada ini merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkannya. Bahkan dengan merger tersebut menjadikan universitas lebih kuat.
"Ini adalah satu bagian dari perguruan tinggi yang kebijakan saya keluarkan melakukan merger. Ya tadinya, merger dari program studi yang ada beberapa akreditasinya rendah. Eksperimen kami mengatakan, kalau kita merger perguruan tinggi akan menjadi kuat," tuturnya.
Selain kuat, kata dia, terbukti di Universitas Ngudi Waluyo ini dari akreditasinya C, ada juga B, sekarang institusinya berakreditasi B.
"Artinya apa, resource sharing bisa dimanfaatkan dengan baik. Optimalisasi sumber daya bisa kita manfaatkan dengan baik, ruang kuliah bisa dimanfaatkan bersama dengan baik," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Nasir juga berharap perihal student loan atau skema pinjaman pendidikan agar tidak memberatkan mahasiswa maupun calon mahasiswa.
"Kini lagi dibahas dengan Menko Perekonomian, sampai sekarang belum ada tindaklanjut rapatnya. Tapi sudah ditindaklanjuti oleh Bapak Menko Perekonomian, saya adalah mendapatkan tugas bagaimana menghire para kreditur atau lender untuk bisa menyalurkan kreditnya yang ada," katanya. (sip/sip)











































