"Di Desa Sidorejo tidak ada yang memelihara buaya, di alam bebas juga tidak pernah dijumpai ada buaya liar. Baru pertama ini," kata Kasi Pemerintahan Desa Sidorejo, Sri Wahyunarti, kepada detikcom, Jumat (1/12/2017).
Sementara itu, Koordinator Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta, Purwanto mengatakan, buaya yang ditangkap warga ini berjenis buaya muara sehingga habitat aslinya di rawa-rawa atau muara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia memprediksi buaya tersebut bukan dari daerah sekitar Desa Sidorejo. Dugaan sementara, ada warga yang sengaja memelihara buaya itu sejak kecil dan kemudian terlepas atau diduga sengaja dilepaskan.
"Dugaan kita sementara ini seperti itu," jelasnya.
Berdasarkan PP 7/1999 tentang Tumbuhan Satwa Liar, kata Purwanto, buaya jenis muara adalah reptil yang dilindungi. Masyarakat dilarang memeliharanya tanpa izin.
"Boleh warga memelihara, tapi syaratnya ketat. Salah satunya harus punya izin penangkaran," imbuhnya.
Sesuai rencana, buaya muara ini akan dibawa ke kebun binatang Gembira Loka Zoo untuk diperiksa dan dikarantina sementara. Menurut Purwanto, kemungkinan setelah kondisinya cukup baik maka buaya akan kembali dilepasliarkan ke alam habitat aslinya.
"Iya warga sepakat diserahkan ke pihak berwenang, karena jika dipelihara kan ada aturannya, apalagi resiko tinggi memelihara buaya," imbuh Kepala Dukuh Kwagon, Sukiman.
Kabar penangkapan buaya muara ini menarik minat ratusan warga untuk berbondong-bondong melihat langsung sosok buaya yang selama 3 hari ini dicari-cari.
Pantauan detikcom, sejak Jumat (1/12/2017) siang, warga silih berganti mendatangi halaman rumah kepala dukuh Kwagon, Sukiman.
Dari orang dewasa hingga anak-anak tampak bergantian berfoto didamping petugas relawan.
"Di Desa Sidorejo hampir tidak pernah ada buaya, baru pertama kali ini, jadi saya tadi sempat berfoto untuk koleksi dan kenangan," kata Kasi Pemerintahan Des Sidorejo, Sri Wahyunarti kepada detikcom.
Seorang warga lainnya, Septi juga tak ingin ketinggalan kesempatan untuk berfoto bersama buaya "Kwagon".
"Penasaran jadi pengin foto, tadi pas mau foto sempat takut tapi ditemani pak relawan jadi berani," ujar pelajar kelas 2 SMA ini. (sip/sip)











































