"Rasanya gatel, sakit. Badan juga panas," kata Mbah Jiyem, saat ditemui di rumahnya Kamis (19/10/2017).
Penyakit tersebut telah diderita sejak sekitar 12 tahun lalu. Awalnya hanya benjolan kecil di dekat hidung sebelah kanan. Olehnya benjolan itu digaruk-garuk hingga akhirnya terus membesar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian wajah Mbah Jiyem mengalami kerusakan. Bahkan, hidungnya sudah hilang. Mata kanannya juga sudah kena dan tidak bisa melihat. Sedangkan yang kirinya juga mulai terganggu. Untuk bisa melihat, kelopak mata kirinya harus dibuka menggunakan jari.
"Kalau makan hanya lewat bibir sisi kanan, sedikit-sedikit. Tetapi sudah bilang juga kalau tenggorokannya sakit. Mungkin sudah menjalar ke tenggorokan juga," kata Pujiati, keponakan yang merawat Mbah Jiyem.
Mbah Jiyem di rumahnya. (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom) |
Sebenarnya Jiyem masih bisa berjalan, meskipun tertatih-tatih. Namun semenjak sekitar 10 hari lalu, Pujiati melarang bibinya itu keluar rumah karena dikhawatirkan jatuh. Apalagi penglihatannya juga sudah terganggu.
Baca juga: Wajah Digerogoti Kanker, Mbah Jiyem Bertahan dengan Obat Puskesmas
Menurut Pujiati, karena sakitnya itu kalau malam Jiyem tidak bisa tidur. Bahkan sering menangis menahan rasa sakit di wajahnya tersebut. "Kalau malam tidak bisa tidur, sering menangis, lalu memanggil-manggil saya," ungkapnya.
Maka, Pujiati pun pindah kamar tidurnya, di dekat rumah yang ditingali Jiyem. Meski beda rumah, kamar yang ditempatinya berada persis di samping rumah Mbah Jiyem. "Jadi kalau memanggil, saya bisa mendengar. Biasanya dia memanggil sembari mengetok-ngetok dinding triplek ini," jelas dia. (mbr/mbr)












































Mbah Jiyem di rumahnya. (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)