Begitu dirasakan warga Lingkungan Pangadegan, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Gara-gara krisis air bersih, para warga terpaksa mengandalkan 'sumur siuk' di kolam yang dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.
Lokasinya 'sumur siuk' berada sekitar 200 meter dari permukiman warga. Disebut sumur siuk karena warga mengambil air tersebut menggunakan gayung atau dalam bahasa Sunda artinya disiuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga mengambil air di 'sumur siuk'. (Foto: Dadang Hermansyah/detikcom) |
"Hampir setiap tahun kalau musim kemarau panjang, sumur sudah mulai mengering, warga di sini memanfaatkan mata air ini," kata Karnah.
Ketua RT setempat, Kusmana (30), berharap Pemkot Banjar memperhatikan kondisi warganya. Daerah Lingkungan Pangadegan tidak jauh dari pusat kota Banjar.
"Kalau dari depan terlihat bagus, tapi pas di dalam seperti daerah pinggiran. Kami juga sama ingin diperhatikan oleh pemerintah, jangan hanya di pusat kota saja," tutur Kusmana.
Kusmana sudah mengajukan pembuatan sumur bor ke pihak kelurahan, hanya saja harus menunggu. Sebab banyak permintaan dari daerah lain dan harus menempuh berbagai persyaratan. (bbn/bbn)












































Warga mengambil air di 'sumur siuk'. (Foto: Dadang Hermansyah/detikcom)