Dalam aksinya mereka membentangkan berbagai poster dan sepanduk. Salah satu spanduk yang dibentangkan berisi penolakan kedatangan Neno Warisman dan rencana deklarasi #2019gantipresiden.
Pasalnya, mereka menganggap deklarasi #2019gantipresiden bisa memicu konflik di masyarakat. Selain itu deklarasi itu tidak pantas digelar, karena belum memasuki tahapan kampanye Pilpres 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator aksi Fery Johanson mengatakan, aksi penolakan ini sengaja digelar di depan Pusdai karena ada informasi Pusdai sebagai tempat konsolidasi. Mereka tidak ingin Pusdai digunakan untuk kepentingan politik tertentu.
"Kita memilih Pusdai sebagai titik kumpul aksi, karena Pusdai dijadikan tempat untuk konsolidasi mereka yang akan menggelar deklrasi #2019gantipresiden," kata dia di sela aksinya.
Foto: Mochamad Solehudin |
Fery juga menegaskan, aksi penolakan ini bukan bentuk dukungan untuk Presiden Jokowi. Tapi aksi ini betul-betul bentuk perhatian pihaknya demi menjaga kondusifitas Jawa Barat.
"Deklrasi (#2019gantipresiden) ini sebetulnya masih konstitusional. Tapi masyarakat Jabar majemuk. Kita ingin Jabar damai, deklarasi ini bisa membuat kegaduhan. Kita pure bergerak untuk Jabar damai," ucapnya.
Pihaknya juga meminta pihak kepolisian untuk tidak memberi izin rencana deklarasi #2019gantipresiden di Jawa Barat. Menurut rencana deklarasi tersebut digelar pada Sabtu (11/8/2018) mendatang.
"Tujuan kita aksi untuk menuntut juga ke Polres untuk tidak beri izin," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris DKM Pusdai Jabar Hendy Hermawan membantah tuduhan peserta aksi yang menyebut Pusdai menjadi tempat konsolidasi deklrasi #2019gantipresiden. Bahkan pihaknya juga belum pernah menerima surat apapun dari kelompok tersebut.
"Kami selama ini bersusah payah menjaga marwah dari Pusdai, tapi kami juga menjalin hubungan dengan berbagai pihak. Terus kabarnya ada rapat deklarasi #2019gantipresiden di sini, namun hingga saat ini kami tidak pernah menerima surat untuk menggunakan gedung. Kalau ada tentu kami nolak," ucapnya. (mso/ern)












































Foto: Mochamad Solehudin