Gegel Jubleg, Seni Ekstrem dari Garut

Gegel Jubleg, Seni Ekstrem dari Garut

Hakim Ghani - detikNews
Kamis, 29 Mar 2018 10:56 WIB
Salah satu pemain menggigit jubleg yang beratnya bisa mencapai 25 kilogram. (Foto: Hakim Ghani/detikcom)
Garut - Seiring berkembangnya zaman, beberapa kesenian asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai jarang eksis. Salah satunya ialah seni Gegel Jubleg.

Gegel Jubleg merupakan kesenian khas Garut yang berasal dari Kecamatan Cisewu. Gegel asal kata Sunda yang dalam bahasa Indonesia artinya gigit, sementara jubleg ialah alat menumbuk padi yang terbuat dari kayu.

Dalam praktiknya, seni ini terbilang ekstrem. Para pelaku seni ini atraksi sembari membawa jubleg. Uniknya para pemain membawa jubleg dengan cara digigit. Mereka menari dan meliuk-liuk menggigit jubleg yang beratnya bisa mencapai 25 kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak sembarang orang bisa menggigit jubleg yang beratnya puluhan kilogram itu, apalagi yang bisa melakukannya sembari menari seperti apa yang para pemain Gegel Jubleg lakukan. Hanya orang-orang terlatih yang dapat melakukannya.

"Itu salah satu ciri khas Garut, salah satu kesenian tradisional yang ada di Garut. Memang dalam permainannya itu sangat ekstrem. Bisa menampilkan hal yang di luar nalar," ungkap sejarawan Garut Warjita kepada detikcom di kawasan Cimanganten, Tarogong Kaler, Garut, Rabu (28/3) kemarin.

Gegel Jubleg, Seni Ekstrem dari Garut Para pemain membawa jubleg dengan cara digigit. (Foto: Hakim Ghani/detikcom)

Setiap kali akan beraksi, para sesepuh pegiat kesenian tersebut akan melakukan ritual untuk memberi kekuatan pada para pemain. Para pemain itu terdiri dari laki-laki dan perempuan dewasa yang sudah terlatih.

"Tidak lepas dari mistis. Tapi para pemain itu melakukan latihan-latihan," katanya.

Seni ini dipercaya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dahulu. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat Garut, seni tersebut awalnya dimainkan untuk menakut-nakuti para penjajah yang masuk ke wilayah Cisewu.

Dengan memperlihatkan kekuatannya, para penduduk Cisewu kala itu berharap dapat membuat para penjajah ketakutan dan mengusirnya dari wilayah mereka.

"Jadi intinya itu memperlihatkan kekuatan dan kekebalan awalnya. Maka kesenian ini sering dicampur dengan seni ekstrem lainnya seperti gesrek (kesenain Garut), ucap Warjita. (bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads