Bagi pria yang akrab disapa Emil itu keputusan Golkar memilihnya bukan karena keputusan individu namun institusi. Sehingga saat ini ia tak ambil pusing mengenai hal tersebut.
"Dari awal dinamika pasti ada. Tapi Pak Idrus Marham sudah menyampaikan bahwa yang namanya SK bukan individu, tapi institusi. Jadi perubahannya di level institusi," ujarnya di Taman Sejarah Kota Bandung, Selasa (21/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pilkada itu adalah figur bukan institusi partai. Dulu partai pengusung saya waktu menang Pilwalkot, pas Pileg malah turun suaranya. Artinya masyarakat bisa memilah kalau urusan pilkada," katanya.
Soal komunikasi dengan Golkar, Emil lebih memilih menjalin komunikasi dengan Sekjen DPD I Golkar Jabar Ade Barkah dibanding dengan Ketua DPD I Golkar Jabar Dedi Mulyadi.
"Apa pun yang terjadi dalam proses ini batin saya mah batin tawakal. Penuh dukungan alhamdullilah, tidak ada dukungan berarti masyarakat sudah menyampaikan aspirasinya. Ya kita jalani saja," ucapnya.
Meski begitu Emil tetap percaya diri dengan sejumlah isu yang menerpa dirinya. Sebab elektabilitas dirinya masih tinggi dibanding dengan calon lain. "Elektabilitas stabil berarti aspirasi rakyat juga menjadi perhatian," tandas Emil. (ern/ern)











































