Baca juga: Dalam Sehari, Bocah Sukabumi yang Diikat Hanya Tidur Satu Jam
Tiga orang staf Dinsos ini melihat lebih dekat keadaan Bunga dan berjumpa dengan orang tua anak tersebut, Furqon (53) dan Sumarni (48). Bunga kerap membenturkan kepala ke tembok sehingga ortu terpaksa mengikat perutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bocah perempuan ini kerap membenturkan kepalanya ke tembok. (Foto: Syahdan Alamsyah/detik.com) |
"Kami melihat sendiri kondisi Bunga dan merasa iba ya melihat kondisinya seperti itu. Kita akan berkoordinasi dengan pihak kesehatan (Dinas Kesehatan) untuk rujukan kemudian dengan Kementerian Sosial untuk langkah berikutnya," ujar Denny.
Baca juga: Relawan Sosial Bantu Pengobatan Bunga yang Diikat Orangtuanya
Dinsos Kabupaten Sukabumi berjanji memberikan bantuan kebutuhan dasar selama Bunga mendapat perawatan. Termasuk mengabulkan keinginan ortunya membelikan boks khusus tempat bermain untuk Bunga.
"Insya Allah, mungkin nanti kita kabulkan keinginan Bu Sumarni," ucap Deny.
Meski mengaku belum bisa menyimpulkan penyakit yang diidap oleh Bunga. Namun hasil pemeriksaan sementara, Bunga memiliki tipikal disabilitas mental akibat tumbuh kembang yang tidak optimal.
"Tadi saya berkomunikasi dengan kedua orang tuanya, menurut mereka Bunga lahir dengan normal namun asupan gizi kurang memadai. Tadi juga diceritakan jika pada usia 3 tahun anaknya seperti tenang padahal ada masalah. Penjelasannya begini di usia tertentu anak belum bisa berjalan atau bicara sudah mengindikasikan tumbuh kembang anak ini belum sesuai," jelas Dikdik Hardi, Psikolog Dinsos Kabupaten Sukabumi.
Dikdik mengaku sempat meminta kartu posyandu tentang catatan pertumbuhan Bunga. Namun sayangnya kartu itu disebut oleh orang tua Bunga sudah hilang.
"Padahal kartu itu penting, kalau dia masuk klinik tumbuh kembang akan diperiksa bagaimana perkembangan motoriknya. Kalau saya lihat sementara ada tipikal Bunga ini mengalami disabilitas mental akibat tumbuh kembang yang tidak optimal," lanjutnya.
Ditanyai mengenai diagnosa sementara Dikdik menyebut itu sebenarnya kapasitas medis yang bisa menjawab. Namun ia menduga adanya gangguan yang berhubungan dengan aktivitas otak.
"Kalau orang normal melihat kok enggak ada capeknya, nah anak ini gangguannya seperti itu jadi seperti itu bergerak terus karena ada sesuatu di otaknya mirip Hyperaktif. Namun ini baru dugaan karena harus ada pemeriksaan intensif di klinik tumbuh kembang," tutupnya.
(bbn/bbn)












































Bocah perempuan ini kerap membenturkan kepalanya ke tembok. (Foto: Syahdan Alamsyah/detik.com)