Ribuan Orang akan Hadiri Dakwah Zakir Naik di UPI Bandung

Bandung - Ribuan orang diprediksi akan menghadiri dakwah Dr Zakir Naik di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Jawa Barat. Bandung menjadi daerah pertama di Indonesia dalam rangkaian safari dakwah ulama kondang asal India tersebut.

Zakir Naik dijadwalkan berdakwah di Gymnasium UPI, Jalan Setiabudhi, Bandung, Minggu 2 April 2017, mulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00 WIB. Ceramahnya bertajuk 'Dakwah or Destruction'.

Ketua Panitia Bandung Safari Dakwah Zakir Naik, Rizky Diansyah, memperkirakan sebanyak 8.000 hingga 10 ribu orang akan memadati Gymnasium UPI. Acara berbentuk ceramah umum itu terbuka untuk umum, terutama bagi non-muslim. Acara tidak dipungut biaya, tetapi peserta mesti mendaftar secara online.

"Untuk non-muslim juga ada jalur khusus pendaftaran di luar online. Hingga saat ini masih ada yang daftar, terus bertambah," kata Rizky saat jumpa pers di University Center UPI, Jalan Setiabudhi, Kamis (30/3/2017).

Baca: Polri Siap Bantu Amankan Tur Dakwah Zakir Naik di Indonesia

Zakir Naik memilih sendiri lokasi Indonesia untuk menjadi tempatnya berdakwah. "Kemarin datang di awal Maret banyak yang kenal dan akhirnya memutuskan untuk safari dakwah cukup panjang. Bahkan beliau mengajak anak dan istrinya hadir," ujar Humas Safari Dakwah Zakir Naik, Budi Setiawan.

Dipilihnya Bandung sebagai kota pertama, lanjut Budi, karena Bandung dinilai sebagai kota yang menghargai toleransi.

"Masyarakat Bandung ini kan religius, bisa menghargai perbedaan. Pendidikan juga cukup baik. Sehingga agar menjadi sebuah contoh bagaimana dakwah yang dilakukan Zakir Naik ini lancar dan menjadi tolak ukur. Insyaallah berjalan baik," ucap Budi.

Baca: Muhammadiyah Minta Ceramah Zakir Naik Disesuaikan dengan Islam di RI

Humas Partner UPI untuk Safari Dakwah Zakir Naik, Askolani, mengatakan, sebagai tempat penyelenggara, tentunya menyambut baik kedatangan Zakir. UPI berharap pelaksanaan berjalan lancar.

"Kami menyambut baik. Apa yang dijelaskan tidak bertentangan dengan concern kami dalam mendidik masyarakat. Sesuai dengan kampus kami yang ilmiah dan religius. Sehingga menjadi tolak ukur bagaimana indahnya kehidupan beragama di Indonesia," tutur Askolani. (avi/bbn)