Menurut Direktur Utama RSHS Ayi Djembarsari, selama kondisi kritis, tim dokter yang menangani bayi kembar perempuan itu dilarang meninggalkan Kota Bandung.
"Walaupun sudah terpisah, keduanya masih dalam keadan kritis seluruh tim harus berada di Bandung apabila kemungkinan ada hal-hal kritis selama satu minggu ke depan," ujar Ayi dalam jumpa pers usai pelaksanaan operasi di RSHS, Jalan Pasteur, Selasa (27/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Proses pemisahan bagian dada hingga perut pada bayi kembar tersebut berlangsung lancar. Meski menurut salah satu dokter bedah anak yang menangani, Diki Drajat, saat pemisahan bagian liver memang agak sedikit riskan.
"Pemisahan berjalan lancar mulai dari kulit, otot, tulang rawan di dada yang menempel. Yang agak riskan adalah pemisahan liver, karena cukup tebal yang menempel. Tapi Alhamdulillah dengan alat yang dimiliki RSHS, bisa dipisahkan tanpa menimbulkan pendarahan," terang Diki.
Pascaoperasi kedua bayi masih dirawat di ICU RSHS. Pihak rumah sakit juga membatasi pengunjung yang masuk untuk mencegah infeksi pada bayi.
Bayi Gisya dan Gesya dilahirkan melalui caesar pada 4 Juli di salahsatu RS di Ciamis. Tujuh jam kemudian ia dirujuk ke RSHS. Pada awalnya keduanya akan dioperasi pada Oktober nanti, namun karena kondisi jantung salahsatu bayi bermasalah, operasi pemisahan dipercepat. (avi/err)












































