Penerbangan perdana 17 tahun lalu itu dikenal sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas). "Dalam pandangan saya, (penerbangan perdana N-250) merupakan salah satu dari lima tonggak sejarah Indonesia," ujar mantan Presiden RI BJ Habibie dalam acara penutupan Harteknas di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Jumat (10/8/2012).
Ia pun memaparkan lima tonggak sejarah bangsa Indonesia. Pertama ialah berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Kedua adalah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan terbangnya pesawat hasil rekayasa dan produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (sekarang PT Dirgantara Indonesia) itu, menurutnya adalah prestasi nyata bangsa Indonesia dalam teknologi dirgantara.
"Dalam sejarah penerbangan sipil, pesawat N-250 adalah pesawat turbocorp yang pertama dikendalikan dengan teknologi fly by wire," tuturnya.
Dengan peristiwa tersebut, kata Habibie, bangsa Indonesia mampu membuktikan pada masyarakat dunia bahwa Indonesia punya kemampuan dan kualitas yang sama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara terkait Harteknas, Habibie mengajak semua pihak makin mengembangkan diri karena secara kualitas bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain.
"Saya mengajak seluruh lapisan masyarakay, khususnya tokoh dan cendekiawan di kampus-kampus serta lembaga kajian dan penelitian lain secara serius merumuskan implementasi peran iptek dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dalam konteks masa kini dan masa depan," papar Habibie.
Ia juga menyarankan pemerintah dan legislatif agar lebih proaktif peduli dan sungguh-sungguh dalam pemanfaatan produk dalam negeri.
Dalam penutupan Harteknas tersebut, digelar upacara di halaman Gedung Sate. Hadir dalam kesempatan itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang bertugas inspektur upacara.
(ors/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini