"Kemungkinan pelaku sudah biasa menjagal, tulang-tulangnya tak ada yang rusak. Ya seperti tukang jagal sapi," ujar Kepala Forensik dan Medikolegal RSHS, Noorman Heryadi kepada wartawan di Kamar Jenazah RSHS, Jalan Rumah Sakit, Senin (28/6/2010).
Ketika ditanya wartawan apakah mungkin berprofesi dokter, Noorman menyatakan hal itu bisa saja. "Ya bisa saja dokter karena tahu anatomi tubuh manusia, tahu bagaimana memisahkan antar tulang hingga tak merusak," jawabnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Noorman kembali menyatakan jika korban mutilasi yang ditemukan di Ciwidey dan Pamengpeuk Garut diduga korban yang sama. "Kita telah melakukan pemeriksaan terhadap dua bukti, yaitu yang dari Ciwidey dan Garut, kedunya ada kecocokan. Bukan mustahil barang bukti itu satu tubuh. Ya seperti puzzle, banyak kecocokannya. Sayatannya pun sama," jelasnya.
Dari dua TKP tersebut, lanjutnya, tidak ditemukan organ dalam seperti jantung, ginjal, hati dan paru-paru. "Selain organ dalam, bagian tubuh lainnya yang belum ditemukan yaitu dada atas hingga leher bawah dan paha kanan," ujar Noorman.
(ern/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini