Adalah Ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat yang sangat mendukung agar semua gembong narkoba dihukum mati. Tak terungkapkan lagi geramnya ketika mendengar masih ada gembong narkoba di negeri ini.
"Bayangkan, gara-gara narkoba sebanyak 50 anak bangsa meninggal dunia setiap harinya," ungkap Henry saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (17/1/2015) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka yang awalnya baik-baik tiba-tiba bisa menjadi kriminal karena narkoba. Ada yang sampai mencuri atau merampok hanya demi mendapatkan pil haram itu," kata Henry.
Tapi sikap Presiden Jokowi yang menolak 64 grasi terpidana mati narkoba adalah terobosan besar dalam sejarah Indonesia. Meski belum semuanya dieksekusi, tapi ini bukti nyata bahwa negeri ini siap melawan obat-obatan terlarang.
"Tidak peduli yang dieksekusi itu bangsa mana, mereka harus segera ditembak. Walau pun ada penolakan dari negara asalnya, ini bukti bahwa kita memiliki kedaulatan. Kita harus bangga bahwa kita bisa mengeksekusi gembong narkoba," ujar politisi PDIP ini.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa gembong narkoba dapat menjalankan roda bisnis dari balik jeruji. Mereka justru merasa lebih nyaman berbisnis narkoba di penjara karena tak akan ditangkap lagi.
"Yang seperti ini harus dihukum mati karena telah merusak anak bangsa," pungkas Henry.
Anda punya teman, keluarga, atau kerabat yang menjadi korban narkoba? Silakan berbagi ke redaksi@detik.com tentang bahayanya narkoba. Jangan lupa sertakan nama dan nomor telepon Anda. Ayo perangi narkoba!
(bpn/ndr)











































