Eni merupakan peserta lomba lari tersebut untuk kategori 100 km, yang melintasi lima gunung, yaitu Gunung Andong, Merbabu, Merapi, Telomoyo dan Gilibetung. Lomba ini merupakan event internasional. Start dan finish lomba dari Mesastila Resort di Magelang dan berlangsung selama dua hari Sabtu hingga Minggu.
Peristiwa penyiraman air keras terjadi sekitar pukul 19.00 Sabtu (8/10/2016), di di wilayah Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Saat itu korban bersama peserta lainnya sedang menempuh rute naik ke Gunung Merbabu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naas, di jalan arah basecamp Merbabu di Desa Samiran, Kecamatan Selo, tiba-tiba korban disiram dengan cairan yang diduga air keras dari arah belakang samping kiri.
"Saat itu saya habis turun dari Merapi. Saat itu saya lagi mulai pendakian ke Merbabu, jalan aja sih karena nanjak. Tiba-tiba ada motor dari belakang, saya pikir motor biasa saja, motor pendaki. Terus tiba-tiba dia melempar air ke badan saya, saya tidak tahu cairan apa," kata Eni ditemui di bangsal perawatan RSUD Pandan Arang, Boyolali Minggu (9/10/2016).
Pertama terasa dingin, namun tak lama kemudian terasa panas. Eni pun langsung berteriak minta tolong kepada warga. Kebetulan, lokasi kejadian masih di daerah pemukiman penduduk. Eni diantar warga kembali ke check point dan akhirnya dibawa ke Puskesmas Selo. Dari Puskesmas, Eni dirujuk ke RSUD Pandan Arang, Boyolali.
Salah satu panitia MesaStila Peak Challenge 2016, Nur Pahluwi, menjelaskan lomba lari ini merupakan kegiatan regular setiap tahun sejak 2011 lalu. Selain diikuti oleh peserta domestik, juga diikuti banyak peserta dari mancanegara. Ada lima kategori lomba yaitu 11 km, 21 km, 42 km, 62 km dan 100 km. "Insiden ini yang pertama kalinya terjadi, kami sangat menyayangkannya," kata Nur ditemui saat mengurus perawawan korban di RSUD Pandan Arang. (mbr/fjp)











































