DPR RI dan 4 Parlemen di Dunia Saling 'Pamer' Keterbukaan ke Rakyat

Laporan dari Australia

DPR RI dan 4 Parlemen di Dunia Saling 'Pamer' Keterbukaan ke Rakyat

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 06 Okt 2016 23:56 WIB
Ketua DPR Ade Komarudin berbicara dalam forum MIKTA di Australia (Foto: Danu Damarjati/detikcom)
Tasmania - Forum yang terdiri dari pimpinan parlemen-parlemen lima negara, yakni Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia (MIKTA), digelar di Australia. Dalam forum, masing-masing pimpinan parlemen menunjukkan keunggulan soal keterbukaan terhadap publik yang telah dilakukan.

Forum Konsultasi Pimpinan Parlemen ke-II (2nd MIKTA Speakers Consultation) digelar di Gedung Parlemen Tasmania, Salamanca Place, Hobart, Australia, Kamis (6/10/2016). Berbagai materi pembahasan dipaparkan, mulai dari keterbukaan parlemen hingga risiko keamanan parlemen, ada pula materi partisipasi publik hingga independensi legislatif dari eksekutif.

Akom di Gedung Parlemen Tasmania, Salamanca Place, Hobart, Australia (Danu Damarjati/detikcom)Akom di Gedung Parlemen Tasmania, Salamanca Place, Hobart, Australia (Danu Damarjati/detikcom)

Ketua DPR RI Ade Komarudin berbicara dalam forum ini. DPR telah melaksanakan sejumlah langkah mendukung keterbukaan parlemen dan partisipasi publik untuk kerja wakil rakyat di Senayan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dunia maya semakin riuh rendah dengan beragam pendapat dan aspirasi. Kami beradaptasi dengan hal tersebut," kata Ade di depan para pimpinan parlemen dari empat negara lainnya.

DPR telah meluncurkan akun di sejumlah media sosial seperti Twitter dan Facebook guna menjemput partisipasi publik. Pemanfaatan teknologi informasi oleh DPR untuk mendorong keterbukaan dan partisipasi juga berwujud TV Parlemen, akun YouTube, hingga website pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) yang melayani informasi untuk publik. Websitenya adalah www.ppid.dpr.go.id.

Dari kiri ke kanan: Ketua DPR RI Ade Komarudin, Speakers of the House of Representatives Australia Tony Smith, Presiden Senat Australia Stephen Perry, Senator Republik Meksiko Ana Gabriela Guevara, Speaker of the National Assembly Korea Selatan Sye Kyun Chung, dan Speaker of the Grans National Assembly Turki Ismail Kahraman (Foto: Dok Ketua DPR)Dari kiri ke kanan: Ketua DPR RI Ade Komarudin, Speakers of the House of Representatives Australia Tony Smith, Presiden Senat Australia Stephen Perry, Senator Republik Meksiko Ana Gabriela Guevara, Speaker of the National Assembly Korea Selatan Sye Kyun Chung, dan Speaker of the Grans National Assembly Turki Ismail Kahraman (Foto: Dok Ketua DPR)

Ada pula aduan online di pengaduan.dpr.go.id, juga telah dibikin aplikasi daring (online) dengan nama 'DPR' yang bisa dipasang di ponsel-ponsel pintar. Ada pula layanan pengaduan konvensional melalui SMS 08119443344.

"Sebagai tambahan, DPR juga aktif menerima kunjungan dari masyarakat. Setiap bulannya, DPR dikunjungi oleh ribuan masyarakat," kata Akom.

Ketua Parlemen Turki (Speaker of the Grand National Assembly) Ismail Kahraman juga mengemukakan, pihaknya telah menunjukkan komitmen dalam berdemokrasi lewat keterbukaan parlemen. Disebutnya, laman situs parlemennya biasa menerima tiga ribu petisi dari rakyatnya. Mereka juga punya akun media sosial.

"Untuk ke depan, kami punya proyek membuat portal online bernama 'constitution portal' yang nantinya bakal meningkatkan partisipasi warga negara kami dalam proses legislasi. Warga bisa memberikan opini lewat portal itu dan ditindaklanjuti parlemen," ujar Ismail.

Akom bersama rombongan (Danu Damarjati/detikcom)Akom bersama rombongan (Danu Damarjati/detikcom)

Giliran Korea Selatan, Ketua Parlemen (Speaker of the National Assembly) Sye Kyun Chung 'memamerkan' terobosan yang sudah lama diterapkan parlemen Korea Selatan. Kata dia, penggunaan tekonologi adalah aspek vital.

"Kami mengembangkan sistem informasi legislatif via website sejak 1996," ujar Sye Kyun Chung.

Bahkan, parlemen Korea Selatan dikatakannya sudah memasang penganggaran secara online sejak 2011, sehingga bisa diperiksa dengan seksama oleh rakyatnya.

Bukan tanpa masalah, ada upaya untuk merusak sistem informasi ini, pelakunya adalah para peretas (hacker). Namun keamanan sistem parlemen terus ditingkatkan.

"Melalui keterbukaan parlemen, tak ada lagi eksklusivitas dari aktivitas parlemen," ujar Sye Kyun Chung.

Ketua Parlemen Australia (Speakers of the House of Representatives) Tony Smith menjelaskan pihaknya juga telah melakukan langkah serupa, yakni membuka akses publik ke kerja wakil rakyat.

Senator Republik Meksiko Ana Gabriela Guevara Espinoza menuturkan, pihaknya juga punya akun-akun media sosial. Namun, dia mengeluhkan, kadang-kadang publik juga sembarangan bertanya ke anggota dewan. Tentu pertanyaan yang aneh-aneh tak semua bisa dijawab langsung, maka dia menyerahkan pembagian tugas ke para stafnya.

"Kadang mereka (rakyatnya) bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan gila, bertanya tentang politik, anak-anak muda," kata Ana.

Untuk Indonesia, Ketua DPR Ade Komarudin berangkat bersama anggota DPR lainnya, yakni Syaifullah Tamliha, Siti Hediati Hariyadi, dan Ichsan Firdaus. Mereka hadir ke Hobart untuk forum MIKTA ini. Anggota MIKTA juga merupakan anggota dari Open Government Partnership (OGP).

Dalam forum ini, Turki juga sempat menyisipkan isu terkait perlawanan terhadap upaya kudeta yang diduga dilakukan oleh kaum Gulenis, pengikut Fethullah Gulen. Korea Selatan juga membawa isu dorongan sanksi untuk Korea Utara karena telah mengadakan aktivitas persenjataan nuklir. (dnu/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads