"Jujur secara batin saya berontak, secara manusia, kalau boleh saya habisin dia. Tapi di ajaran agama saya tidak membolehkan itu," kata Heno kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/10/2015).
Dengan terbata-bata, Heno meluapkan emosinya. Heno tampak begitu terpukul dan bersedih saat berbicara di hadapan media.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bisa saya habisin, tapi negara ini negara hukum. Saya maafkan, tapi biarlah bukum ini berlaku, menghukum pelaku agar tidak semena-mena," tambahnya.
Heno pribadi mengaku tidak pernah kenal dengan tersangka meski rumahnya berdekatan. Ia juga merasa selama ini tidak pernah punya masalah dengan siapa pun.
Dengan tertangkapnya tersangka, Heno berterimakasih kepada jajaran kepolisian. Ia juga mengucap syukur karena pelaku sudah tertangkap dan mengungkap kebenarannya.
"Saya bersukur pada Tuhan karena yang terselubung selama ini terungkap. Saya percaya kebenaran pasti terungkap. Saya sendiri capek, tapi ini akan terungkap pelakunya. Saya mohon bantuan doa saudara-saudara supaya saya kuat dan sabar," urainya.
Secara terpisah, kerabat Heno yang juga turut hadir, Mercia Kambuno mengatakan jika pelaku sangat sadis dan mengutuk keras perbuatan tersangka.
"Menurut saya sadis banget, keterlaluan, biadab. Udah punya mental yang tidak beradab," kata wanita yang juga satu jemaat di Gereja GBI Revival, Metland, Menteng itu. (mei/rvk)











































