Namun, Suami yang tinggal di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, ini adalah nama seorang nenek berusia 63 tahun. Suami bahkan juga pernah memiliki suami bernama Herman. Namun, Suami dari suami itu telah lama meninggal dunia.
"Saya tidak tahu kenapa orang tua memberi saya nama Suami. Saya syukuri saja, karena ternyata saya sehat-sehat saja dengan nama itu," kata Suami kepadadetikcom di rumahnya, Jumat (11/9/2015).
![]() |
"Orang-orang di sini tidak ada yang mempermasalahkan. Saya biasa dipanggil dengan sebutan Suwami, cuma mungkin tulisannya saja yang Suami," ujar nenek pencari barang rongsokan yang telah lama menjanda itu.
Suami sendiri memiliki 3 orang anak, yang semuanya memiliki nama yang wajar. Masing-masing, Nito, Niti, dan Tinem. Ketiganya sudah sama-sama menikah dan memiliki anak.
"Ibu saya memang namanya Suami. Semua di kartukependudukannya juga bertuliskan Suami, baik di KTP maupun diKSK," timpalTinem, anak bungsu Suami.
![]() |
Kepala Dusun tempat tinggal Suami, Ninghar Supriyadi, juga tidak menampik ada warganya yang bernama Suami. Menurut dia, nama Suami memang asli dan bukan dibuat-buat. Semua kartu identitas yang bersangkutan memang bertuliskan dengan nama Suami.
"Dulu saat ada pemberian bantuan dari pemerintah, nama Suami ini memang sempat dipertanyakan. Tapi setelah dicek ternyata memang benar, namanya Suami sesuai di KTP-nya," papar Ninghar Supriyadi. (bdh/bdh)